OLEH YUSWADI
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori
mikro ekonomi selalu didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai suatu bidang
studi dalam ilmu ekonomi yang menerangkan tentang kegiatan dalam bagian-bagian
kecil dari keseluruhan perekonomian, salah satunya teori penawaran.
Penawaran
(supply), dalam ilmu ekonomi adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia
dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga
selama periode waktu tertentu. Teori penawaran yaitu teori yang menerangkan
sifat penjual dalam menawarkan barang yang akan dijual.
Pada
dasarnya terdapat garis harga yang tak terbatas jumlahnya di atas titik
perpotongan antara kurva biaya variabel rata-rata, dan dari sinilah kita dapat
menemukan kuantitas yang dapat ditawarkan pada setiap tingkat harga. Hukum
penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan
antara harga suatu jumlah barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan
pada penjual. Gerakan sepanjang dan pergeseran kurva penawaran, perubahan di
dalam jumlah yang ditawarkan dapat berlaku sebagai akibat dari pergeseran kurva
penawaran. Satu aspek penting yang memberikan suatu perbedaan dalam pespektif
ini kemungkinan besar berasal dari landasan filosofi dan moralitas yang
didasarkan pada premis nilai-nilai Islam. Penawaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar,
harga bahan baku serta harapan dan spekulasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
Definisi Penawaran?
2. Apa
Faktor yang mempengaruhi Penawaran?
3. Apa
Faktor Perubahan Kurva Penawaran?
4. Apa
Konsep Penawaran dalam ekonomi Islam?
C.
Manfaat
1. Mengetahui
Definisi Penawaran
2. Mengetahui
Faktor yang mempengaruhi Penawaran
3. Mengetahui
Faktor Perubahan Kurva Penawaran
4. Mengetahui
Konsep Penawaran dalam ekonomi Islam
BAB
II
PEMBAHASAN
Teori
Penawaran dalam ilmu ekonomi,adalah gambaran atas hubungan-hubungan antara
aspek-aspek yang ada dalam pasar. hubungan-hubungan tersebut terdiri dari para
calon pembeli dan penjual akan suatu barang. modal penawaran digunakan untuk
menentukan harga dan kualitas barang yangakan di jual di pasara. Nah Model ini
sangat penting untuk melakukan kegiatan analisis dalam tingkat ekenomi mikro
akan perilaku dan interaksi para pembeli dan penjual.
Variabel
jumlah barang dan tingkat harga dalam konsep penawaran ini menunjukkan adanya
saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Variabel harga merupakan variabel
yang mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang ditawarkan, biasa disebut sebagai
variabel bebas, atau independent variable. Sedangkan variabel jumlah barang dan
jasa merupakan variabel yang dipengaruhi oleh tingkat harga, biasa disebut
variabel terikat atau dependent variable.
Hukum
penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan
tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
"Semakin tinggi
harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia
ditawarkan”
|
Hukum
penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran
tidak berubah (ceteris paribus).
Hukum penawaran tersebut dilatari
oleh kenyataan bahwa orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas anggaran atau
pendapatan tertentu. Muncul masalah disini mengapa manusia harus memenuhi
berbagai kebutuhan, sementara anggaran yang dimilikinya terbatas? Alasannya,
setiap benda pemenuhan kebutuhan mempunyai kegunaan (utilitas)nya masing-masing
sehingga orang akan berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan
kegunaan (utilitas marginal) benda pemuas kebutuhan yang dikonsumsinya.
Dalam
hukum permintaan jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik dengan
tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya
jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan:
naiknya harga menyebabkan turunnya
daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan.
naiknya harga barang akan
menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.
A. Definisi Penawaran
Dalam
ilmu ekonomi istilah penawaran (supply) mempunyai arti jumlah dari suatu barang
tertentu yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu
tertentu, ceteris paribus.[1]
Penawaran menunjukkan jumlah (maksimum) yang mau dijual pada berbagai tingkat
harga atau berapa harga (minimum) yang masih mendorong penjual untuk menawarkan
berbagai jumlah dari suatu barang. Hubungan antara harga per satuan dan jumlah
yang mau dijual dirumuskan dalam hukum penawaran: ceteris paribus, produsen
atau penjual cenderung menghasilkan dan menawarkan lebih banyak pada harga yang
tinggi daripada pada harga yang rendah.
Transaksi
di pasar tidak terwujud bila hanya ada permintaan dari pihak pembeli saja.
Permintaan dapat terwujud apabila ada barang-barang dan jasa yang disediakan
penjual (penawaran). Dengan demikian, bila ada permintaan dan penawaran
terjadilah transaksi di pasar.
Dalam
kegiatan ekonomi, produsen memproduksi barang/jasa namun tidak digunakan untuk
keperluan sendiri melainkan untuk dijual kepada konsumen dengan tujuan
memperoleh laba atau atau keuntungan. Inilah yang dinamakan dengan penawaran.
Penawaran menunjukkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen kepada
konsumen pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu.
Penawaran
adalah "sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual
(produsen) pada berbagai tingkat harga dan dalam waktu tertentu (per hari, per
minggu, per tahun)".
Seperti dalam permintaan menurut
ekonomi mikro dijelaskan bahwa penawaran juga dapat digolongkan menjadi
penawaran perorangan dan penawaran pasar.
Penawaran perorangan ialah
penawaran yang dilakukan oleh seorang penjual dalam menawarkan berbagai jumlah
barang pada berbagai tingkat harga.
Penawaran
pasar ialah keseluruhan penawaran yang didapat dari penjumlahan penawaran
perorangan suatu barang atau jasa pada berbagai tingkat harga.
Penawaran
adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada
berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi penawaran :
1.
Harga barang itu sendiri;
2. Harga
sumber produksi;
3. Tingkat
produksi; dan
4. Ekspektasi/perkiraan.
B. Faktor yang mempengaruhi Penawaran
Telah
dinyatakan bahwa penawaran sesuatu barang yang ditentukan oleh harga barang itu
sendiri dan juga oleh beberapa faktor lainnya. Kita baru saja memperhatikan
bagaimana harga akan mempengaruhi jumlah yang ditawarkan. Untuk melengkapi
analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, selanjutnya perlu
pulalah diteliti peranan faktor-faktor lainnya dalam mempengaruhi jumlah barang
yang ditawarkan.[2]
Perubahan
pada penawaran bisa
terjadi karena adanya pengaruh dari beberapa faktor, diantaranya adalah
teknologi, harga input, harga produksi komoditas lain, jumlah produksi, dan
harapan produsen.[3]
Terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi penawaran produk pada suatu pasar di antaranya sebagai berikut :
1.
Harga Barang Itu Sendiri
Dalam
hukum penawaran dikatakan, jumlah barang yang ditawarkan dipengaruhi oleh
perubahan harga barang itu sendiri. Hubungan ini bersifat positif, yaitu jika
harga barang naik, jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen bertambah.
Tujuannya adalah untuk meraih keuntungan yang lebih besar.
2.
Kemajuan Teknologi
Apabila
terjadi perubahan atau peningkatan pada teknologi dalam proses produksi maka
akan terjadi perubahan pada produksi yang cenderung meningkat pula. Penggunaan
teknologi baru tersebut menuntut perubahan pada biaya produksi yang biasanya
relatif lebih tinggi. Apabila produksi meningkat karena perubahan teknologi
berarti penawaran pun akan meningkat.
Kemajuan
teknologi dapat meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini akan memengaruhi
besarnya jumlah barang yang ditawarkan di pasar. Seorang pengrajin sepatu
sebelum adanya mesin dapat menghasilkan sepatu 250 pasang seminggu, tetapi
ketika menemukan mesin yang dapat memproduksi sepatu 1.000 pasang dalam
seminggu, jumlah penawaran pun bertambah.
3.
Biaya Input (Faktor Biaya Produksi)
Besar
kecilnya harga input juga akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah input yang
dipakai. Apabila harga faktor produksi meningkat, kecenderungan pengurangan
penggunaannya berdampak pada hasil yang juga akan turun. Turunnya hasil secara
otomatis menyebabkan turunnya penawaran.
Biaya
yang digunaka untuk produksi artinya biaya yang dikeluarkan untuk membuat
barang atau jasa.
Biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh faktor-faktor produksi
memengaruhi besarnya biaya produksi. Biaya produksi akan naik jika harga
faktor-faktor produksi naik. Biaya produksi yang melebihi hasil penjualan akan
menyebabkan kerugian. Hal ini dapat menimbulkan jumlah barang yang ditawarkan
berkurang.
4.
Harga Produksi Komoditas Lain
Petani
biasanya mengusahakan sebuah komoditas, contohnya kedelai. Akan tetapi, tenyata
harga kedelai tidak beranjak naik malah cenderung menurun. Sebaliknya, harga
komoditas lain di pasaran cenderung naik, sehingga petani mengubah pola usaha
taninya. Perubahan pola usaha tani akan mempengaruhi pada penawaran kedua
komoditas tersebut.
Apabila
harga suatu komoditas di pasaran cenderung naik, maka banyak petani yang
mengusahakan komoditas tersebut. Jumlah produsen bertambah, maka produksi yang
ditawarkan akan meningkat.
5.
Ekspektasi Atau Ramalan (Harapan Masa
Depan)
Ketika
suatu barang langka di pasaran, produsen mencoba menahan barang tersebut untuk
tidak ditawarkan dulu ke pasar dengan harapan harga naik terus dan produsen
akan mendapatkan laba yang besar dari perbuatannya.
Petani
sering berspekulasi mengenai perkembangan harga produksi di pasaran. Hal ini
dapat dapa dilakukan berdasarkan pada pengalaman, terpengaruh petani lain, atau
karena pemberitaan. Ramalan petani dan pilihan yang diambilnya akan
mempengaruhi luas tanam yang ujungnya adalah berpengaruh pada produksi dan penawaran
komoditas yang diusahakan.
6.
Adanya Tingkat Persaingan
Semakin
tinggi persaingan suatu barang karena semakin banyaknya produsen maka jumlah
penawaran pun semakin banyak. Banyaknya produsen yang memproduksi dan
menawarkan barang.
7.
Harga Barang Subtitusi dan Komplementer
Apabila
harga barang substitusi meningkat, maka penawaran harga barang yang diamati
akan turun. Hal ini karena harga barang yang diamati menjadi relatif lebih
murah dibandingkan harga barang substitusinya. Demikian sebaliknya. Sedangkan
jika harga suatu barang komplementer meningkat, maka penawaran terhadap barang
yang diamati meningkat. Adanya laba yang ingin diperoleh produsen atau penjual.
8.
Kondisi alam
Kondisi
alam seperti terjadi bencana banjir, gempa bumi, dan sebagainya. Bisa
mengakibatkan penawaran barang-barang tertentu berkurang khususnya
barang-barang hasil pertanian.[4]
Penawaran yang
dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor – faktor yang memengaruhinya
disebut fungsi penawaran.[5]
Persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat penawaran dengan
faktor – faktor yang memengaruhi penawaran adalah sebagai berikut.
Sx = f (Px, Py, Pi, C, tek, ped,
tuj, kebij)
dimana :
Sx = penawaran atas barang x
Px = harga barang x
Py = harga barang y (barang
substitusi atau komplementer)
Pi = harga input atau faktor
produksi
C = biaya produksi
tek = teknologi produksi
ped = jumlah pedagang atau penjual
tuj = tujuan perusahaan
kebij = kebijakan pemerintah
C. Faktor Perubahan Kurva Penawaran
kurva
penawaran adalah kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi antara harga
dengan jumlah barang yang diproduksi atau ditawarkan. Kurva penawaran merupakan
garis pembatas jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu. Pada
tingkat harga yang ditentukan, penjual bersedia menawarkan lebih sedikit tetapi
penjual tidak mau menawarkan lebih banyak. Penjual bersedia menerima harga yang
lebih tinggi bagi suatu jumlah tertentu, tetapi penjual tidak bersedia
menawarkan jumlah itu dengan harga yang lebih rendah.
Kita
mengenal prinsip bahwa harga yang tinggi akan diikuti oleh penawaran yang
tinggi, sebaliknya jika harga rendah maka penawaran juga rendah. Jika
digambarkan dalam suatu kurva, maka akan terlihat seperti di bawah ini :
Dapat
dilihat bahwa pada saat harga berada di P1, kuantitas barang yang ditawarkan
ada di Q1, lalu saat harga naik ke P2, kuantitas barang yang ditawarkan juga
naik ke Q2. Hal ini sesuai dengan hukum penawaran dimana harga dan kuantitas
berbanding lurus.
Kurva
penawaran juga dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor
yang memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran
ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kurva penawaran
bergeser ke kanan, artinya jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun,
ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran
barang.
Pergeseran
kurva penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya berdasarkan
harga sumber daya, teknologi, jumlah penjual, ekspektasi di masa
mendatang, pajak, dan subsidi. Contohnya seperti kurva penawaran baju di
bawah ini :
1.
Harga sumber daya.
Untuk
memproduksi baju, penjual menggunakan berbagai macam sumber daya
seperti benang,mesin jahit, tenaga kerja, dll. Ketika harga dari satu atau
lebih sumber daya ini naik, maka biaya yang diperlukan
untuk memproduksi baju akan naik. Akibatnya keuntungan penjual
menjadi berkurang, untuk mengantisipasinya penawaran yang dilakukan oleh
penjual akan menurun.Jika harga sumber daya tersebut naik tinggi
sekali, perusahaan mungkin akan tutup dan tidak
menawarkan bajunya sama sekali. Kesimpulannya, penawaran dari suatu
barang berhubungan negatif dengan harga dari sumber daya yang
digunakan untuk membuat barang.
2.
Tekhnologi
Tekhnologi
untuk mengubah sumber daya menjadi baju adalah penentu
lainnya dari pergeseran kurva penawaran. Penemuan dari mesin jahit yang
termekanisasi misalnya, mengakibatkan hanya sedikit tenaga kerja yang
diperlukan oleh pengusaha, karena hampir semua kegiatan produksi dilakukan
mesin. Hal ini tentunya mengurangi biaya perusahaan,
sehinggaperusahaan akan meningkatkan penawaran bajunya.
3.
Jumlah penjual
Penawaran
dalam pasar juga tergantung dari jumlah penjual. Jika jumlah
penjual baju banyak, maka penawaran akan tinggi, karena sesama penjual saling
bersaing, sebaliknya, jika jumlah penjual baju sedikit, penawaran rendah.
4.
Ekspektasi di masa depan
Jumlah baju yang
perusahaan tawarkan hari ini mungkin tergantung pada ekspektasi dari masa
depan. Contohnya, jika perusahaan memperhitungkan harga baju akan naik di masa
depan, perusahaan akan menyimpan bahan baku dan akan menawarkan lebih sedikit
baju ke pasar pada hari ini.
5.
Pajak dan Subsidi
Jika
suatu barang dikenakan pajak, maka harga barang tersebut akan naik, sehingga
daya beli masyarakat menurun, maka perusahaan akan menaikkan penawaran.
Sebaliknya, jika suatu barang disubsidi, berarti harganya akan turun, sehingga
penawaran akan turun pula.
D. Konsep Penawaran dalam ekonomi
Islam
Membahas
teori penawaran Islam , kita harus kembali kepada sejarah penciptaan manusia.
Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang bersamaan. Bumi berevolusi
sedemikian rupa sampai suatu saat segalanya siap untuk manusia, ketika itulah
manusia pertama diciptakan dan diturunkan kemuka bumi.
Dalam
memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia larangan
yang harus dipatuhi adalah: janganlah kamu membuat kerusakan dimuka
bumi. Larangan ini tersebar dibanyak tempat didalam al-qur’an dan betapa
Allah sangat membenci mereka yang berbuat kerusakan dimuka bumi. Meskipun
defenisi kerusakan tersebut sangat luas akan tetapi dalam kaitannya dalam
produksi, larangan tersebut memberi arahan nilai dan panduan moral. Produksi
islami bukan hanya dilarang mengakibatkan kerukan dalam memanfaatkan alam dan
lingkungan, artinya ia tidak boleh mengakibatkan hutan menjadi gundul dan
berobah menjadi lahan kritis yang mengakibatkan banjir dan longsor, menimbulkan
polusi yang diatas ambang batas yang aman bagi kesehatan.
Aturan
etika dan moral yang membatasi kegiatan produksi kegiatan tersebut tentu saja
berpengaruh terhadap fungsi penawaran barang dan jasa. Sebagai contoh, apabila
suatu proses produksi, menghasilkan polusi, maka biaya lingkungan dan sosial
tersebut harus dihitung dalam ongkos produksi sehingga ongkos meningkat dan
penawaran akan berkurang. Dampaknya kurva penawaran akan bergeser kekiri.[6]
1. Pemikiran Ibnu khaldun Tentang Permintaan Dan Penawaran
Ibnu
Khaldun mengakui adanya permintaan dan penwaran terhadap penentuan harga jauh
sebelum konsep itu dikenal dibarat. Istilah-istilah permintaaan dan penawaran
baru dikenal dalam literatur bahasa inggris pada tahun 1767.
Ibnu
Khaldun menekankan bahwa kenaikan penawaran atau penurunan menyebabkan kenaikan
harga, demikian pula sebaliknya. Ia percaya bahwa akibat dari rendahnya harga
akan merugikan perajin dan pedagang, sehingga mereka keluar dari pasar, sedangkan
akibat dari tingginya harga akan menyusahkan konsumen terutama kaum miskin yang
menjadi mayoritas dalam sebuah pupulasi. Karna itu ibnu khaldun berpendapat
bahwa harga rendah untuk kebutuhan pokok harus diusahakan tanpa merugikan
produsen.[7]
Dengan
kata lain, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tingkat harga yang stabil dan biayan
hidup yang relatif rendah adalah pilihan yang terbaik dengan tetap mengusahakan
pertumbuhan dan keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Faktor
yang mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah banyaknya permintaan
tingkat keuntungan relatif (tingkat harga), tingkat usaha manusia
(produktifitas) misanya besarya tenaga buruh termasik ilmu pengetahuan yang
dimiliki dan keterampilan yang dimiliki, keamanan dan ketenangan serta
kemampuan teknik dan perkembangan secara keseluruhan. Sedangkan faktor
yang mempengaruhi permintaan adalah pendapatan jumlah penduduk, kebiasaan dan
adat istiadat masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara
umum.
2. Penawaran Input Menurut Islam
Penawaran
input ini dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran output. Input
yang disebut disini adalah manusia dan non-manusia, sedangkan penentuan
harga input pada umumnya sangat dipengaruhi oleh mekanisme pasar. Dan menurut
islam input pada kegiatan ini adalah manusia dan benda yang diperjual belikan.[8]
1.
Pandangan islam tentang input kerja
Input
utama yang dimaksud disini adalah sumber daya alam, keahlian, modal maupun
tenaga kerja. Islam memandang kunci pemanfaatan terbesar terhadap input ini
adalah dengan cara bekerja (amal) yang mempunyai makana lebih luas
dari pada sekedar mencari upah, bukan sekedar yang besifat manusiawi tetapi
memiliki nilai transendensi.
Ibnu
Khalaudin juga berpendapat tentang masalah bekerja yaitu menurut beliau, kerja
merupakan implementasi funsi ke khalifahan manusia yang diwujudkan untuk
menghasilkan suatu nilai tertentu yang dihasilkan dari bekerja.[9]
2.
Fungsi Penawaran Input
Implikasi
dari pandangan Islam tentang kerja, maka kerja adalah wajib. Orang muslim
memanfaatkan waktunya dengan bekerja berarti memanfaatkan waktu untuk
mendapatkanmashlahah. Dan bisa juga dia mengalokasikan waktunya untuk menikmati
hidup yaitu yang disebut dengan leisure, selama hal itu tidak
mendatangkan mudharat.
Seorang
muslim harus mendapatkan mashlahah maksimum bagi hidupnya. Oleh
karena itu ada tiga alternatif penggunaan waktu bagi seorang Muslim.
a.
Alokasi waktu untuk bekerja guna
mendapatkan upah (Work For Pay).
b. Alokasi
waktu untuk diri sendiri (work For Self).
c. Alokasi
waktu minimal untuk mencukupi kemashlahatan minimum serta melaksanakan ibadah
wajib, misalkan waktu untuk shalat dan lain-lain.
3. Faktor-Faktor Penawaran Dalam Islam
Dalam khasanah pemikiran
ekonomi islam klasik, penawaran telah dikenali sebagai kekuatan
penting di dalam pasar, Ibnu Taimiyah, misalnya mengistilahkan penawaran ini
sebagai ketersediaan barang di pasar. Dalam pandangannya, penawaran dapat
berasal dari impor dan diproduksi lokal kegiatan ini dilakukan oleh produsen
maupun penjual.[10]
a.
Mashlahah
Pengaruh mashlahah terhadap penawaran pada dasarnya akan tergantung pada tingkat keimanan dari produsen. Jika jumlah mashlahah yang terkandung dalam barang yang diproduksi semakin meningkat maka produsen muslim akan memperbanyak jumlah produksinya.
Pengaruh mashlahah terhadap penawaran pada dasarnya akan tergantung pada tingkat keimanan dari produsen. Jika jumlah mashlahah yang terkandung dalam barang yang diproduksi semakin meningkat maka produsen muslim akan memperbanyak jumlah produksinya.
b.
Keuntungan
Keuntungan
merupakan bagian dari mashlahah karena ia dapat mengakumulasi modal yang pada
akhirnya dapat digunakan untuk berbagai aktivitas lainnya. Dengan
kata lain, keuntungan akan menjadi tambahan modal guna memperoleh mashlahah
lebih besar lagi untuk mencapai falah.
Dalam
ekonomi Islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam menjalankan
aktivitas ekonomi, yaitu : mafsadah, gharar, maisir, dan
transaksi riba. Mafsadah, gharar dan maisir sebagai
tindakan yang menyebabkan kerusakan (negative externalities) sebagai akibat
yang melekat dari suatu aktivitas produksi yang hanya memperhatikan keuntungan semata.
Adapun
konsep penawaran merupakan
bentuk perilaku ekonomi yang sangat penting dalam teori
ekonomi, baik makro maupun mikro. Konsep ini juga
dapat menjelaskan hubungannya dengan perilaku produsen
dalam penetapan harga yang didahului dengan perhitungan biaya
produksinya. Bila hukum penawaran ditetapkan dengan mengasumsikan faktor-faktor
yang mempengaruhi determinasi harga terhadap penawaran dianggap tetap (ceteris
paribus), sedangkan bila penawaran yang menentukan harga maka disebut teori
penawaran (tanpa asumsi ceteris paribus). Maka, diperlukan konsensus yang
baru terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan yang perlu untuk
diperhitungkan di dalam penawaran terkait
aspek mafsadah, gharar dan maisir.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penawaran
adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu,
pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu. Berbagai faktor yang
mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar diantaranya
adalah harga barang itu sendiri, harga barang-barang lain, ongkos dan biaya
produksi, tujuan produksi dari perusahaan serta teknologi yang digunakan.
2. Hukum
penawaran adalah "perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang
yang ditawarkan, yaitu apabila harga naik, maka penawaran akan meningkat,
sebaliknya apabila harga turun penawaran akan turun". Sedangkan teori
penawaran adalah "perbandingan terbalik antara penawaran terhadap harga, yaitu
apabila penawaran naik, maka harga relatif akan turun, sebaliknya bila
penawaran turun, maka harga relatif akan naik".
3.
Dalam kegiatan ekonomi, produsen
memproduksi barang/jasa namun tidak digunakan untuk keperluan sendiri melainkan
untuk dijual kepada konsumen dengan tujuan memperoleh laba atau keuntungan.
Inilah yang dinamakan dengan penawaran.
Faktor
yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran : Harga
sumber daya, Teknologi, Jumlah penjual, Ekspentasi dimasa depan, Pajak dan subsidi.
4.
Kurva penawaran adalah kurva yang
menggambarkan pergeseran arus permintaan terhadap suatu barang atau jasa yang
dipengaruhi oleh harga dari barang/jasa itu sendiri. Sedangkan pergeseran kurva
permintaan adalah laju pergeseran yang terjadi pada kurva penawaran. Seperti halnya
dalam analisis permintaan, dalam analisis mengenai penawaran perlu di bedakan
antara pengertian gerakan sepanjang kurva penawaran dan pergeseran kurva
penawaran.
Perubahan
harga menimbulkan gerakan sepanjang kurva penawaran. Sedangkan perubahan faktor-faktor
lain diluar harga menimbulkan pergeseran kurva tersebut
5.
Ibnu Khaldun menekankan bahwa kenaikan
penawaran atau penurunan menyebabkan kenaikan harga, demikian pula sebaliknya.
Ia percaya bahwa akibat dari rendahnya harga akan merugikan perajin dan pedagang,
sehingga mereka keluar dari pasar, sedangkan akibat dari tingginya harga akan
menyusahkan konsumen terutama kaum miskin yang menjadi mayoritas dalam sebuah
pupulasi.
B. Saran
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis
ucapkan terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Adiwarman
karim, ekonomi mikro islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011).
2. Danniel,
Moehar, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta: Bumi Aksara2004).
3. Dominick
Salvatore, Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 1990).
4. Firdaus,
Muhammad, Manajemen Agribisnis, (Jakarta: Bumi Aksara2008).
5. Hanafie,
Rita, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010).
6. Mustafa
Edwin Nasotin, Ekonomi Islam, (Jakarta : Kencana, 2006).
7. Sadono
Sukirno, Mikro Ekonomi teori pengantar, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2006).
[2]
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi teori pengantar, (Jakarta
: PT RajaGrafindo Persada, 2006)
[4]
Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta:
Erlangga, 1990). hlm.19-20
[6]
Dominick Salvatore,… hlm.20
[7]
Dominick Salvatore,…
hlm.20-21
[8]
Mustafa
Edwin Nasotin, Ekonomi Islam, (Jakarta
: Kencana, 2006). hlm.90
[9]
Adiwarman karim, ekonomi mikro islam, (Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2011).
[10]
Adiwarman karim,…