class='date-header'>Selasa, 11 April 2017

TEORY PENAWARAN


OLEH YUSWADI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Teori mikro ekonomi selalu didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menerangkan tentang kegiatan dalam bagian-bagian kecil dari keseluruhan perekonomian, salah satunya teori penawaran.
Penawaran (supply), dalam ilmu ekonomi adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Teori penawaran yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan barang yang akan dijual.
Pada dasarnya terdapat garis harga yang tak terbatas jumlahnya di atas titik perpotongan antara kurva biaya variabel rata-rata, dan dari sinilah kita dapat menemukan kuantitas yang dapat ditawarkan pada setiap tingkat harga. Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu jumlah barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan pada penjual. Gerakan sepanjang dan pergeseran kurva penawaran, perubahan di dalam jumlah yang ditawarkan dapat berlaku sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran. Satu aspek penting yang memberikan suatu perbedaan dalam pespektif ini kemungkinan besar berasal dari landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan pada premis nilai-nilai Islam. Penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga bahan baku serta harapan dan spekulasi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Definisi Penawaran?
2.      Apa Faktor yang mempengaruhi Penawaran?
3.      Apa Faktor Perubahan Kurva Penawaran?
4.      Apa Konsep Penawaran dalam ekonomi Islam?
C.    Manfaat
1.      Mengetahui Definisi Penawaran
2.      Mengetahui Faktor yang mempengaruhi Penawaran
3.      Mengetahui Faktor Perubahan Kurva Penawaran
4.      Mengetahui Konsep Penawaran dalam ekonomi Islam


BAB II
PEMBAHASAN
Teori Penawaran dalam ilmu ekonomi,adalah gambaran atas hubungan-hubungan antara aspek-aspek yang ada dalam pasar. hubungan-hubungan tersebut terdiri dari para calon pembeli dan penjual akan suatu barang. modal penawaran digunakan untuk menentukan harga dan kualitas barang yangakan di jual di pasara. Nah Model ini sangat penting untuk melakukan kegiatan analisis dalam tingkat ekenomi mikro akan perilaku dan interaksi para pembeli dan penjual.
Variabel jumlah barang dan tingkat harga dalam konsep penawaran ini menunjukkan adanya saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Variabel harga merupakan variabel yang mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang ditawarkan, biasa disebut sebagai variabel bebas, atau independent variable. Sedangkan variabel jumlah barang dan jasa merupakan variabel yang dipengaruhi oleh tingkat harga, biasa disebut variabel terikat atau dependent variable.
Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
"Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan”
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).
Hukum penawaran tersebut dilatari oleh kenyataan bahwa orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas anggaran atau pendapatan tertentu. Muncul masalah disini mengapa manusia harus memenuhi berbagai kebutuhan, sementara anggaran yang dimilikinya terbatas? Alasannya, setiap benda pemenuhan kebutuhan mempunyai kegunaan (utilitas)nya masing-masing sehingga orang akan berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan kegunaan (utilitas marginal) benda pemuas kebutuhan yang dikonsumsinya.
Dalam hukum permintaan jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan:
naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan.
naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.
A.    Definisi Penawaran
Dalam ilmu ekonomi istilah penawaran (supply) mempunyai arti jumlah dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu, ceteris paribus.[1] Penawaran menunjukkan jumlah (maksimum) yang mau dijual pada berbagai tingkat harga atau berapa harga (minimum) yang masih mendorong penjual untuk menawarkan berbagai jumlah dari suatu barang. Hubungan antara harga per satuan dan jumlah yang mau dijual dirumuskan dalam hukum penawaran: ceteris paribus, produsen atau penjual cenderung menghasilkan dan menawarkan lebih banyak pada harga yang tinggi daripada pada harga yang rendah.
Transaksi di pasar tidak terwujud bila hanya ada permintaan dari pihak pembeli saja. Permintaan dapat terwujud apabila ada barang-barang dan jasa yang disediakan penjual (penawaran). Dengan demikian, bila ada permintaan dan penawaran terjadilah transaksi di pasar.       
Dalam kegiatan ekonomi, produsen memproduksi barang/jasa namun tidak digunakan untuk keperluan sendiri melainkan untuk dijual kepada konsumen dengan tujuan memperoleh laba atau atau keuntungan. Inilah yang dinamakan dengan penawaran. Penawaran menunjukkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen kepada konsumen pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu.
Penawaran adalah "sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual (produsen) pada berbagai tingkat harga dan dalam waktu tertentu (per hari, per minggu, per tahun)".
Seperti dalam permintaan menurut ekonomi mikro dijelaskan bahwa penawaran juga dapat digolongkan menjadi penawaran perorangan dan penawaran pasar.
Penawaran perorangan ialah penawaran yang dilakukan oleh seorang penjual dalam menawarkan berbagai jumlah barang pada berbagai tingkat harga.
Penawaran pasar ialah keseluruhan penawaran yang didapat dari penjumlahan penawaran perorangan suatu barang atau jasa pada berbagai tingkat harga.
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran :
1.      Harga barang itu sendiri;
2.      Harga sumber produksi;
3.      Tingkat produksi; dan
4.      Ekspektasi/perkiraan.
B.     Faktor yang mempengaruhi Penawaran
Telah dinyatakan bahwa penawaran sesuatu barang yang ditentukan oleh harga barang itu sendiri dan juga oleh beberapa faktor lainnya. Kita baru saja memperhatikan bagaimana harga akan mempengaruhi jumlah yang ditawarkan. Untuk melengkapi analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, selanjutnya perlu pulalah diteliti peranan faktor-faktor lainnya dalam mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan.[2]
Perubahan pada penawaran bisa terjadi karena adanya pengaruh dari beberapa faktor, diantaranya adalah teknologi, harga input, harga produksi komoditas lain, jumlah produksi, dan harapan produsen.[3]
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi penawaran produk pada suatu pasar di antaranya sebagai berikut :
1.      Harga Barang Itu Sendiri
Dalam hukum penawaran dikatakan, jumlah barang yang ditawarkan dipengaruhi oleh perubahan harga barang itu sendiri. Hubungan ini bersifat positif, yaitu jika harga barang naik, jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen bertambah. Tujuannya adalah untuk meraih keuntungan yang lebih besar.
2.      Kemajuan Teknologi
Apabila terjadi perubahan atau peningkatan pada teknologi dalam proses produksi maka akan terjadi perubahan pada produksi yang cenderung meningkat pula. Penggunaan teknologi baru tersebut menuntut perubahan pada biaya produksi yang biasanya relatif lebih tinggi. Apabila produksi meningkat karena perubahan teknologi berarti penawaran pun akan meningkat.
Kemajuan teknologi dapat meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini akan memengaruhi besarnya jumlah barang yang ditawarkan di pasar. Seorang pengrajin sepatu sebelum adanya mesin dapat menghasilkan sepatu 250 pasang seminggu, tetapi ketika menemukan mesin yang dapat memproduksi sepatu 1.000 pasang dalam seminggu, jumlah penawaran pun bertambah.
3.      Biaya Input (Faktor Biaya Produksi)
Besar kecilnya harga input juga akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah input yang dipakai. Apabila harga faktor produksi meningkat, kecenderungan pengurangan penggunaannya berdampak pada hasil yang juga akan turun. Turunnya hasil secara otomatis menyebabkan turunnya penawaran.
Biaya yang digunaka untuk produksi artinya biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang atau jasa.
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh faktor-faktor produksi memengaruhi besarnya biaya produksi. Biaya produksi akan naik jika harga faktor-faktor produksi naik. Biaya produksi yang melebihi hasil penjualan akan menyebabkan kerugian. Hal ini dapat menimbulkan jumlah barang yang ditawarkan berkurang.
4.      Harga Produksi Komoditas Lain
Petani biasanya mengusahakan sebuah komoditas, contohnya kedelai. Akan tetapi, tenyata harga kedelai tidak beranjak naik malah cenderung menurun. Sebaliknya, harga komoditas lain di pasaran cenderung naik, sehingga petani mengubah pola usaha taninya. Perubahan pola usaha tani akan mempengaruhi pada penawaran kedua komoditas tersebut.
Apabila harga suatu komoditas di pasaran cenderung naik, maka banyak petani yang mengusahakan komoditas tersebut. Jumlah produsen bertambah, maka produksi yang ditawarkan akan meningkat.
5.      Ekspektasi Atau Ramalan (Harapan Masa Depan)
Ketika suatu barang langka di pasaran, produsen mencoba menahan barang tersebut untuk tidak ditawarkan dulu ke pasar dengan harapan harga naik terus dan produsen akan mendapatkan laba yang besar dari perbuatannya.
Petani sering berspekulasi mengenai perkembangan harga produksi di pasaran. Hal ini dapat dapa dilakukan berdasarkan pada pengalaman, terpengaruh petani lain, atau karena pemberitaan. Ramalan petani dan pilihan yang diambilnya akan mempengaruhi luas tanam yang ujungnya adalah berpengaruh pada produksi dan penawaran komoditas yang diusahakan.
6.      Adanya Tingkat Persaingan
Semakin tinggi persaingan suatu barang karena semakin banyaknya produsen maka jumlah penawaran pun semakin banyak. Banyaknya produsen yang memproduksi dan menawarkan barang.
7.      Harga Barang Subtitusi dan Komplementer
Apabila harga barang substitusi meningkat, maka penawaran harga barang yang diamati akan turun. Hal ini karena harga barang yang diamati menjadi relatif lebih murah dibandingkan harga barang substitusinya. Demikian sebaliknya. Sedangkan jika harga suatu barang komplementer meningkat, maka penawaran terhadap barang yang diamati meningkat. Adanya laba yang ingin diperoleh produsen atau penjual.
8.      Kondisi alam
Kondisi alam seperti terjadi bencana banjir, gempa bumi, dan sebagainya. Bisa mengakibatkan penawaran barang-barang tertentu berkurang khususnya barang-barang hasil pertanian.[4]
Penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor – faktor yang memengaruhinya disebut fungsi penawaran.[5] Persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat penawaran dengan faktor – faktor yang memengaruhi penawaran adalah sebagai berikut.
Sx = f (Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)
dimana :
Sx = penawaran atas barang x
Px = harga barang x
Py = harga barang y (barang substitusi atau komplementer)
Pi = harga input atau faktor produksi
C = biaya produksi
tek = teknologi produksi
ped = jumlah pedagang atau penjual
tuj = tujuan perusahaan
kebij = kebijakan pemerintah
C.    Faktor Perubahan Kurva Penawaran
kurva penawaran adalah kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi antara harga dengan jumlah barang yang diproduksi atau ditawarkan. Kurva penawaran merupakan garis pembatas jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu. Pada tingkat harga yang ditentukan, penjual bersedia menawarkan lebih sedikit tetapi penjual tidak mau menawarkan lebih banyak. Penjual bersedia menerima harga yang lebih tinggi bagi suatu jumlah tertentu, tetapi penjual tidak bersedia menawarkan jumlah itu dengan harga yang lebih rendah.
Kita mengenal prinsip bahwa harga yang tinggi akan diikuti oleh penawaran yang tinggi, sebaliknya jika harga rendah maka penawaran juga rendah. Jika digambarkan dalam suatu kurva, maka akan terlihat seperti di bawah ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKs0T6de1rf95MhapE8LcjLXmfIvJV8dfEOVhFbuErUfOjzivEyqF4r-J3nqRRaxuUj2U7v85_NZOaIlyfawG6kJqxleSu1UqUvfHYGj2I8VCViINEWkk-ZS87fwikaf-tIbUHDd4g_8jt/s1600/01.jpg           
Dapat dilihat bahwa pada saat harga berada di P1, kuantitas barang yang ditawarkan ada di Q1, lalu saat harga naik ke P2, kuantitas barang yang ditawarkan juga naik ke Q2. Hal ini sesuai dengan hukum penawaran dimana harga dan kuantitas berbanding lurus.
Kurva penawaran juga dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kurva penawaran bergeser ke kanan, artinya jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran barang. 
Pergeseran kurva penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya berdasarkan harga sumber daya, teknologi, jumlah penjual, ekspektasi di masa mendatang, pajak, dan subsidi. Contohnya seperti kurva penawaran baju di bawah ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhz01PRisAfj4V7ung67adnruJ1J2CYkkuHay-2C0z5mcMQ68TYlv0pW7lbqD-bkBb8YJKjxVlxV2aXhFZTYQXMWd9i3-2P2iAgzjval5-djcF-NoZJajug8ykXoyS7erBwUzI3XUASMdA2/s320/02.jpg
1.      Harga sumber daya. 
Untuk memproduksi baju, penjual menggunakan berbagai macam sumber daya seperti benang,mesin jahit, tenaga kerja, dll. Ketika harga dari satu atau lebih sumber daya ini naik, maka biaya yang diperlukan untuk memproduksi baju akan naik. Akibatnya keuntungan penjual menjadi berkurang, untuk mengantisipasinya penawaran yang dilakukan oleh penjual akan menurun.Jika harga sumber daya tersebut naik tinggi sekali, perusahaan mungkin akan tutup dan tidak menawarkan bajunya sama sekali. Kesimpulannya, penawaran dari suatu barang berhubungan negatif dengan harga dari sumber daya yang digunakan untuk membuat barang.
2.      Tekhnologi 
Tekhnologi untuk mengubah sumber daya menjadi baju adalah penentu lainnya dari pergeseran kurva penawaran. Penemuan dari mesin jahit yang termekanisasi misalnya, mengakibatkan hanya sedikit tenaga kerja yang diperlukan oleh pengusaha, karena hampir semua kegiatan produksi dilakukan mesin. Hal ini tentunya mengurangi biaya perusahaan, sehinggaperusahaan akan meningkatkan penawaran bajunya.
3.      Jumlah penjual
Penawaran dalam pasar juga tergantung dari jumlah penjual. Jika jumlah penjual baju banyak, maka penawaran akan tinggi, karena sesama penjual saling bersaing, sebaliknya, jika jumlah penjual baju sedikit, penawaran rendah.
4.      Ekspektasi di masa depan
Jumlah baju yang perusahaan tawarkan hari ini mungkin tergantung pada ekspektasi dari masa depan. Contohnya, jika perusahaan memperhitungkan harga baju akan naik di masa depan, perusahaan akan menyimpan bahan baku dan akan menawarkan lebih sedikit baju ke pasar pada hari ini.
5.      Pajak dan Subsidi
Jika suatu barang dikenakan pajak, maka harga barang tersebut akan naik, sehingga daya beli masyarakat menurun, maka perusahaan akan menaikkan penawaran. Sebaliknya, jika suatu barang disubsidi, berarti harganya akan turun, sehingga penawaran akan turun pula.
D.    Konsep Penawaran dalam ekonomi Islam
Membahas teori penawaran Islam , kita harus kembali kepada sejarah penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang bersamaan. Bumi berevolusi sedemikian rupa sampai suatu saat segalanya siap untuk manusia, ketika itulah manusia pertama diciptakan dan diturunkan kemuka bumi.
Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia larangan yang harus dipatuhi adalah: janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi. Larangan ini tersebar dibanyak tempat didalam al-qur’an dan betapa Allah sangat membenci mereka yang berbuat kerusakan dimuka bumi. Meskipun defenisi kerusakan tersebut sangat luas akan tetapi dalam kaitannya dalam produksi, larangan tersebut memberi arahan nilai dan panduan moral. Produksi islami bukan hanya dilarang mengakibatkan kerukan dalam memanfaatkan alam dan lingkungan, artinya ia tidak boleh mengakibatkan hutan menjadi gundul dan berobah menjadi lahan kritis yang mengakibatkan banjir dan longsor, menimbulkan polusi yang diatas ambang batas yang aman bagi kesehatan.
Aturan etika dan moral yang membatasi kegiatan produksi kegiatan tersebut tentu saja berpengaruh terhadap fungsi penawaran barang dan jasa. Sebagai contoh, apabila suatu proses produksi, menghasilkan polusi, maka biaya lingkungan dan sosial tersebut harus dihitung dalam ongkos produksi sehingga ongkos meningkat dan penawaran akan berkurang. Dampaknya kurva penawaran akan bergeser kekiri.[6]

1.      Pemikiran Ibnu khaldun  Tentang Permintaan Dan Penawaran
Ibnu Khaldun mengakui adanya permintaan dan penwaran terhadap penentuan harga jauh sebelum konsep itu dikenal dibarat. Istilah-istilah permintaaan dan penawaran baru dikenal dalam literatur bahasa inggris pada tahun 1767.
Ibnu Khaldun menekankan bahwa kenaikan penawaran atau penurunan menyebabkan kenaikan harga, demikian pula sebaliknya. Ia percaya bahwa akibat dari rendahnya harga akan merugikan perajin dan pedagang, sehingga mereka keluar dari pasar, sedangkan akibat dari tingginya harga akan menyusahkan konsumen terutama kaum miskin yang menjadi mayoritas dalam sebuah pupulasi. Karna itu ibnu khaldun berpendapat bahwa harga rendah untuk kebutuhan pokok harus diusahakan tanpa merugikan produsen.[7]
Dengan kata lain, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tingkat harga yang stabil dan biayan hidup yang relatif rendah adalah pilihan yang terbaik dengan tetap mengusahakan pertumbuhan dan keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah banyaknya permintaan tingkat keuntungan relatif (tingkat harga), tingkat usaha manusia (produktifitas) misanya besarya tenaga buruh termasik ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan yang dimiliki, keamanan dan ketenangan serta kemampuan teknik dan perkembangan secara keseluruhan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi permintaan adalah pendapatan jumlah penduduk, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara umum.
2.      Penawaran Input Menurut Islam
Penawaran input ini dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran output. Input  yang disebut disini adalah manusia dan non-manusia, sedangkan  penentuan harga input pada umumnya sangat dipengaruhi oleh mekanisme pasar. Dan menurut islam input pada kegiatan ini adalah manusia dan benda yang diperjual belikan.[8]
1.      Pandangan islam tentang input kerja
Input  utama yang dimaksud disini adalah sumber daya alam, keahlian, modal maupun tenaga kerja. Islam memandang kunci pemanfaatan terbesar terhadap input ini adalah dengan cara bekerja (amal) yang mempunyai makana lebih luas dari pada sekedar mencari upah, bukan sekedar yang besifat manusiawi tetapi memiliki nilai transendensi.
Ibnu Khalaudin juga berpendapat tentang masalah bekerja yaitu menurut beliau, kerja merupakan implementasi funsi ke khalifahan manusia yang diwujudkan untuk menghasilkan  suatu nilai tertentu yang dihasilkan dari bekerja.[9]
2.      Fungsi Penawaran Input
Implikasi dari pandangan Islam tentang kerja, maka kerja adalah wajib.  Orang muslim memanfaatkan waktunya dengan bekerja berarti memanfaatkan waktu untuk mendapatkanmashlahah. Dan bisa juga dia mengalokasikan waktunya untuk menikmati hidup yaitu yang disebut dengan leisure, selama hal itu tidak mendatangkan mudharat.
Seorang muslim harus mendapatkan mashlahah maksimum bagi hidupnya. Oleh karena itu ada tiga alternatif penggunaan waktu bagi seorang Muslim.
a.       Alokasi waktu  untuk bekerja guna mendapatkan upah (Work For Pay).
b.      Alokasi waktu untuk diri sendiri (work For Self).
c.       Alokasi waktu minimal untuk mencukupi kemashlahatan minimum serta melaksanakan ibadah wajib, misalkan waktu untuk shalat dan lain-lain.
3.      Faktor-Faktor Penawaran Dalam Islam
Dalam  khasanah  pemikiran ekonomi  islam klasik, penawaran telah dikenali sebagai kekuatan penting di dalam pasar, Ibnu Taimiyah, misalnya mengistilahkan penawaran ini sebagai ketersediaan barang di pasar. Dalam pandangannya, penawaran dapat berasal dari impor dan diproduksi lokal kegiatan ini dilakukan oleh produsen maupun penjual.[10]
a.       Mashlahah
Pengaruh mashlahah terhadap penawaran pada dasarnya akan tergantung pada tingkat keimanan dari produsen. Jika jumlah mashlahah yang terkandung dalam barang yang diproduksi semakin meningkat maka produsen muslim akan memperbanyak jumlah produksinya.
b.      Keuntungan
Keuntungan merupakan bagian dari mashlahah karena ia dapat mengakumulasi modal yang pada akhirnya dapat digunakan untuk berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain, keuntungan akan menjadi tambahan modal guna memperoleh mashlahah lebih besar lagi untuk mencapai falah.
Dalam ekonomi Islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam menjalankan aktivitas ekonomi, yaitu : mafsadah, gharar, maisir, dan transaksi riba. Mafsadah, gharar dan maisir sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan (negative externalities) sebagai akibat yang melekat dari suatu aktivitas produksi yang hanya memperhatikan keuntungan semata.
Adapun konsep penawaran  merupakan bentuk  perilaku  ekonomi yang sangat penting dalam teori ekonomi, baik makro maupun mikroKonsep ini juga dapat  menjelaskan hubungannya dengan perilaku produsen dalam  penetapan harga yang didahului dengan perhitungan biaya produksinya. Bila hukum penawaran ditetapkan dengan mengasumsikan faktor-faktor yang mempengaruhi determinasi harga terhadap penawaran dianggap tetap (ceteris paribus), sedangkan bila penawaran yang menentukan harga maka disebut teori penawaran (tanpa asumsi ceteris paribus). Maka, diperlukan konsensus yang baru terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan yang perlu untuk diperhitungkan di dalam penawaran terkait aspek mafsadah, gharar dan maisir.
  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu. Berbagai faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar diantaranya adalah harga barang itu sendiri, harga barang-barang lain, ongkos dan biaya produksi, tujuan produksi dari perusahaan serta teknologi yang digunakan.
2.      Hukum penawaran adalah "perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan, yaitu apabila harga naik, maka penawaran akan meningkat, sebaliknya apabila harga turun penawaran akan turun". Sedangkan teori penawaran adalah "perbandingan terbalik antara penawaran terhadap harga, yaitu apabila penawaran naik, maka harga relatif akan turun, sebaliknya bila penawaran turun, maka harga relatif akan naik".
3.      Dalam kegiatan ekonomi, produsen memproduksi barang/jasa namun tidak digunakan untuk keperluan sendiri melainkan untuk dijual kepada konsumen dengan tujuan memperoleh laba atau keuntungan. Inilah yang dinamakan dengan penawaran.
Faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran : Harga sumber daya, Teknologi, Jumlah penjual, Ekspentasi dimasa depan, Pajak dan subsidi.
4.      Kurva penawaran adalah kurva yang menggambarkan pergeseran arus permintaan terhadap suatu barang atau jasa yang dipengaruhi oleh harga dari barang/jasa itu sendiri. Sedangkan pergeseran kurva permintaan adalah laju pergeseran yang terjadi pada kurva penawaran. Seperti halnya dalam analisis permintaan, dalam analisis mengenai penawaran perlu di bedakan antara pengertian gerakan sepanjang kurva penawaran dan pergeseran kurva penawaran.
Perubahan harga menimbulkan gerakan sepanjang kurva penawaran. Sedangkan perubahan faktor-faktor lain diluar harga menimbulkan pergeseran kurva tersebut
5.      Ibnu Khaldun menekankan bahwa kenaikan penawaran atau penurunan menyebabkan kenaikan harga, demikian pula sebaliknya. Ia percaya bahwa akibat dari rendahnya harga akan merugikan perajin dan pedagang, sehingga mereka keluar dari pasar, sedangkan akibat dari tingginya harga akan menyusahkan konsumen terutama kaum miskin yang menjadi mayoritas dalam sebuah pupulasi.

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Adiwarman karim, ekonomi mikro islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011).
2.    Danniel, Moehar, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta: Bumi Aksara2004).
3.    Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 1990).
4.    Firdaus, Muhammad, Manajemen Agribisnis, (Jakarta: Bumi Aksara2008).
5.    Hanafie, Rita, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010).
6.    Mustafa Edwin Nasotin, Ekonomi Islam, (Jakarta : Kencana, 2006).
7.    Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi teori pengantar, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006).


[1] Hanafie, Rita, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010).
[2] Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi teori pengantar, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006)
[3] Danniel, Moehar, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta: Bumi Aksara2004).
[4] Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 1990). hlm.19-20
[5] Firdaus, Muhammad, Manajemen Agribisnis, (Jakarta: Bumi Aksara2008).
[6] Dominick Salvatore,… hlm.20
[7] Dominick Salvatore,… hlm.20-21
[8] Mustafa Edwin Nasotin, Ekonomi Islam, (Jakarta : Kencana, 2006). hlm.90
[9] Adiwarman karim, ekonomi mikro islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011).
[10] Adiwarman karim,…