class='date-header'>Rabu, 24 Oktober 2012

HIEM APA KAOY Peulitek UUPA

 


POLEM: Saya ada sebuah hiem. Saboh pot-pot dua peh-peh // Peut boh pha dua cungkeh. Apa jawabannya? Hahaha.

APA KAOY: Itu hiem nyang sering Polem dengar dari saya. Jawabannya leumo.
POLEM: Hahaha, beutoi. Leumo atawa seujenisnya.
APA KAOY: Karena itu saya jadi teringat tentang Undang-Undang Pomeurintah Aceh (UUPA).
POLEM: Apa hubungannya leumo deungon UUPA?
APA KAOY: Mana bisa jalan seuperti nyang kita harapkan kalau UUPA  itu masih lagee leumo meutaloe idong.
POLEM: Bagaimana pula itu maksudnya?
APA KAOY: Leumo meutaloe idong  biasanya adalah lembu nyang tidak dilepas. Bisa saja lembu itu jimeurot keudroe sesekali. Namun, pemegang ujung tali atawa kendali teutap bak tukang peurabe. Kalau sesuatu nyang tidak dikehendaki oleh tukang peurabe, maka lembu itu pun takkan bisa memakannya. Maka, meunyoe mantong meutaloe idong, that jikarat putoh idong. Begitulah kira-kira deungon UUPA seulama ini, hai Polem.
POLEM: Ka meuho. Beurarti ujong taloe leumo nyan adalah bak jaroe tukang peurabe di Jawakarta sana. Kalau begitu bagaimana pula UUPA itu bisa berjalan seperti keinginan kebanyakan orang Aceh?
APA KAOY: Keu pue neutanyong bak lon? Polem  masih ingat kampanye pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah-Muzakir Manaf di Stadion Lhong Raya? Waktu itu Muzakir Manaf menyatakan bahwa jika nanti terpilih, semua aturan turunan yang telah diamanahkan dalam MoU Helsinki dan UUPA harus jadi. Nah, meunurut beurita surat haba, setelah sekian tahun terkatung-katung, agar UUPA itu bisa berjalan sesuai amanah MoU Helsinki, Pomeurintah Aceh nyang  terpilih itu seukarang sedang berupaya mewujudkannya.
POLEM: Namun, menurut beurita surat haba lagi, sedang ada pihak nyang memfitnah bahwa Doto Zaini ingin membawa Aceh Merdeka dari RI.
APA KAOY: Biasalah itu dalam dunia peulitek. Kata seorang tokoh (saya lupa namanya), “Kalau politik memecah-belah, maka seni akan menyatukannya kembali”. Maka, perkuatkan kebudayaan bangsa agar tak terpecah-belah.
POLEM: Kalau begitu, kita doakan semoga  berhasil agar UUPA itu tidak lagi seuperti leumo agam  teukurong lam weu.

Sumber: http://atjehpost.com/read/2012/10/24/25212/82/3/Peulitek-UUPA


6 RPP dalam UUPA yang Belum Terealisasi

Gubernur Aceh Zaini Abdullah, mengatakan dari sembilan Rancangan Peraturan Presiden yang disepakati dalam UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, ada enam RPP lagi yang belum diselesaikan hingga sekarang.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Zaini di hadapan Dirjen Otda Kemendagri, Djohermansyah Djohan dan rombongan, di Meuligoe Gubernur Aceh, Selasa, 23 Oktober 2012.
Keenam RPP tersebut adalah RPP tentang Pengelolaan Bersama Migas Aceh. Kedua, RPP tentang kewenangan pemerintah yang bersifat nasional di Aceh. Dari RPP ini kata Gubernur Zaini, ada 32 bidang urusan yang sudah dibahas, 30 di antaranya sudah masuk dalam tahap harmonisasi. Sedangkan dua bidang urusan lainnya belum mencapai kesepakatan yaitu bidang urusan Pertanahan dan Kehutanan.
Ketiga, RPP tentang tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil pemerintah.
“Berdasarkan amatan kami sampai saat ini draft RPP tersebut belum disampaikan oleh Pemerintah kepada Pemerintah Aceh. Sementara itu, adanya penafsiran bahwa substansi PP tersebut telah tertampung dalam PP Nomor 19 Tahun 2010 Juncto PP Nomor 23 Tahun 2011 tentang tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang serta kedudukan Gubernur sebagai wakil pemerintah di Wilayah Provinsi,” ujar Gubernur.
Keempat, RPP tentang standar, norma dan prosedur pembinaan dan pengawasan PNS Aceh/kabupaten/kota. Kelima RPP tentang nama Aceh dan gelar pejabat Pemerintah Aceh. terakhir RPP tentang penyerahan sarana, prasarana, pendanaan, personil dan dokumen tentang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).
“Hingga kini draft RPP tersebut juga belum disampaikan oleh Pemerintah kepada Pemerintah Aceh,” ujarnya.
Sedangkan dari tiga Peraturan Presiden (Perpres) tinggal satu Perpres lagi yang belum diselesaikan yaitu tentang penyerahan kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional Aceh dan kantor Pertanahan Kabupaten/Kota menjadi Perangkat Daerah.
Padahal sesuai dengan ketentuan pPasal 253 UU No 11 Tahun 2006 penyerahan urusan tersebut menjadi Perangkat Daerah Aceh dan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota paling lambat harus duah dilakukan di awal tahun angagaran 2008.

Sumber: http://atjehpost.com/read/2012/10/23/25152/15/5/Ini-6-RPP-dalam-UUPA-yang-Belum-Terealisasi

class='date-header'>Selasa, 23 Oktober 2012

Test Ketajaman Mata: Gambar Ilusi Mata

Refreshing mata nih gan, mau coba uji ketajaman mata agan-agan coba lihat gambar-gambar berikut! gambar ilusi mata uniknih.com




1. Apakah ini adalah gambar kapal laut atau pilar?
refleksi-mata-1
2. Apakah mereka adalah penonton atau gedung?
uniknih.com
refleksi-mata-2
3. Berapa banyak kuda yang bisa anda temukan? Jika mata anda cukup tajam, anda seharusnya menemukan 7.
refleksi-mata-3
4. Berapa banyak orang dalam gambar ini?
refleksi-mata-4
5. Cincin yang mustahil uniknih.com
refleksi-mata-5
6. Karpet hidup
refleksi-mata-6
7. Air terjun atau manusia terjun?uniknih.com
refleksi-mata-7
8. Ada lima ekor rusa yang bersembunyi di hutan… Bisakah anda menemukannya?
refleksi-mata-8
9. Berapa pilar yang ada, tiga atau dua????????? Perhatikan pilar tengah. Dimanakah ujungnya?
refleksi-mata-9
10. Bisakah anda menemukan empat orang dalam gambar?uniknih.com
refleksi-mata-10
11. Siapakah yang tertinggi? Percaya atau tidak, ketiganya sama tinggi!
refleksi-mata-11
12. Sebuah wajah? … atau sebuah kata ‘liar’?
refleksi-mata-12
13. Apa yang anda lihat? Bisakah anda melihat kata “LIFT”? Atau hanya sebuah gambar kotak-kotak hitam tanpa makna?
refleksi-mata-13
14. Temukanlah wajah-wajah dalam gambar ini:
Ada sebelas wajah dalam gambar. Bisakah anda menemukan semuanya?
Orang normal akan menemukan empat atau lima.
Jika anda menemukan 8, anda memiliki tingkat ketelitian lebih dari orang normal.
Jika anda menemukan 9, anda memiliki tingkat ketelitian diatas rata-rata.
Jika anda menemukan 10, anda sangat teliti.
Jika anda menemukan 11, anda luar biasa teliti!
refleksi-mata-14
15. Fokuskan pandangan mata anda pada titik di tengah lingkaran, lalu gerakkan kepala anda maju mundur. Aneh, bukan?
refleksi-mata-15
16. Coba perhatikan gambar di bawah ini. Apakah panjang ketiga garis itu berbeda? Semua itu ternyata hanya ilusi mata.
ilusi-garis
17. Coba lihat dari dekat gambar ini, dan ingat gambar tersebut, lalu coba berdiri dari komputer dan mundur 3-4 langkah, lihat kembali gambar tersebut.. aneh ya?!
tipuan-mata-23
tipuan-mata-24
18. Gambarnya berdenyut-denyut.
tipuan-mata-14
19. Berapa titik hitamnya?
tipuan-mata-15
20. Ada tangga melayang?
tipuan-mata-16
21. Spiral? Anda pasti mengira gambar ini adalah gambar spiral, ups.. tunggu dulu coba jari anda menelusuri salah satu garis melingkar, nah apakah anda masih bersikeras mengatakan gambar ini adalah gambar spiral?
tipuan-mata-17
22. Apa yang anda lihat ? Apakah gambar kelihatan berputar?? Mata anda benar-benar tidak jujur, karena gambar ini sebenarnya diam. Kalau tidak percaya perhatikan dengan fokus salah satu lingkaran saja, apakah berputar?
tipuan-mata-19
23. Garis-garis horizontalnya mencong-mencong……………. Coba teliti lagi..!
tipuan-mata-20
24. Bergerakkah gambar ini?
tipuan-mata-22
tipuan-mata-21
 
Sumber: http://www.uniknih.com/2012/10/test-ketajaman-mata-gambar-ilusi-mata.html

class='date-header'>Sabtu, 20 Oktober 2012

SEJARAH KERAJAAN ACEH

a.      Letak Kerajaan
         Kerajaan Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Perkembangan pesat yang dicapai Kerajaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu. Ramainya aktivitas pelayaran perdagangan melalui bandar – bandar perdagangan Kerajaan Aceh, mempengaruhi perkembangan kehidupan Kerajaan Aceh dalam segala bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya.
b.      Kehidupan Politik
         Berdasarkan Bustanus salatin ( 1637 M ) karangan Naruddin Ar-Raniri yang berisi silsilah sultan – sultan Aceh, dan berita – berita Eropa, Kerjaan Aceh telah berhasil membebaskan diri dari Kerajaan Pedir. Raja – raja yang pernah memerintah di Kerajaan Aceh :

1.       Sultan Ali Mughayat Syah
Adalah raja kerajaan Aceh yang pertama. Ia memerintah tahun 1514 – 1528 M. Di bawah kekuasaannya, Kerjaan Aceh melakukn perluasan ke beberapa daerah yang berada di daerah Daya dan Pasai. Bahkan melakukan serangan terhadap kedudukan bangsa Portugis di Malaka dan juga menyerang Kerajaan Aru.
        
2.       Sultan Salahuddin
Setelah Sultan Ali Mughayat Wafat, pemeintahan beralih kepada putranya yg bergelar Sultan Salahuddin. Ia memerintah tahun 1528 – 1537 M, selama menduduki tahta kerajaan ia tidak memperdulikan pemerintahaan kerajaannya. Keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami kemerosostan yg tajam. Oelh karena itu, Sultan Salahuddin digantiakan saudaranya yg bernama Alauddin Riayat Syah al-Kahar.
        
3.       Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar
Ia memerintah Aceh dari tahun 1537 – 1568 M. Ia melakukan berbagai bentuk perubahan dan perbaikan dalam segala bentuk pemeintahan Kerajaan Aceh.

Pada masa pemeintahannya, Kerajaan Aceh melakukan perluasaan wilayah kekuasaannya seperti melakukan serangan terhadap  Kerajaan Malaka ( tetapi gagal ). Daerah Kerajaan Aru berhasil diduduki. Pada masa pemerintahaannya, kerajaan Aceh mengalami masa suram. Pemberontakan dan perebutan kekuasaan sering terjadi.
4.       Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh tahun 1607 – 16 36 M. Di bawah pemerintahannya, Kerjaan Aceh mengalami kejayaan. Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerjaan besar adn berkuasa atas perdagangan Islam, bahakn menjadi bandar transito yg dapat menghubungkan dgn pedagang Islam di dunia barat.
Untuk mencapai kebesaran Kerajaan Ace, Sultan Iskandar Muda meneruskan perjuangan Aceh dgn menyerang Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya. Tujuannya adalah menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah – daerah penghasil lada. Sultan Iskandar Muda juga menolak permintaan Inggris dan Belanda untuk membeli lada di pesisir Sumatera bagian barat. Selain itu, kerajaan Aceh melakukan pendudukan terhadap daerah – daerah seperti Aru, pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri, sehingga di bawah pemerintahannya Kerajaan aceh memiliki wilayah yang sangat luas.
Pada masa kekeuasaannya, terdapat 2 orang ahli tasawwuf yg terkenal di Ace, yaitu Syech Syamsuddin bin Abdullah as-Samatrani dan Syech Ibrahim as-Syamsi. Setelah Sultam iskandar Muda wafat tahta Kerajaan Aceh digantikan oleh menantunya, Sultan Iskandar Thani
5.       Sultan Iskandar Thani.
Ia memerinatah Aceh tahun 1636 – 1641 M. Dalam menjalankan pemerintahan, ia melanjutkan tradisi kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Pada masa pemerintahannya, muncul seorang ulama besar yg bernama Nuruddin ar-Raniri. Ia menulis buku sejarah Aceh berjudul Bustanu’ssalatin. Sebagai ulama besar, Nuruddin ar-Raniri sangat di hormati oleh Sultan Iskandar Thani dan keluarganya serta oleh rakyat Aceh. Setelah Sultan Iskandar Thani wafat, tahta kerjaan di pegang oleh permaisurinya ( putri Sultan Iskandar Thani ) dgn gelar Putri Sri Alam Permaisuri ( 1641-1675 M ).

6.   Sultan Sri Alam (1575-1576).
7.   Sultan Zain al-Abidin (1576-1577).
8.   Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589)
9.   Sultan Buyong (1589-1596)
10. Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604).
11. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607)
12. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636).
13. Iskandar Thani (1636-1641).
14. Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675).
15. Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678)
16. Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688)
17. Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699)
18. Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702)
19. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703)
20. Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726)
21. Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726)
22. Sultan Syams al-Alam (1726-1727)
23. Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735)
24. Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760)
25. Sultan Mahmud Syah (1760-1781)
26. Sultan Badr al-Din (1781-1785)
27. Sultan Sulaiman Syah (1785-…)
28. Alauddin Muhammad Daud Syah.
29. Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815) dan (1818-1824)
30. Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818)
31. Sultan Muhammad Syah (1824-1838)
32. Sultan Sulaiman Syah (1838-1857)
33. Sultan Mansur Syah (1857-1870)
34. Sultan Mahmud Syah (1870-1874)
35. Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903)
c.      Kehidupan Ekonomi
         Dalam kejayaannya, perekonomian Kerajaan Aceh bekembang pesat. Dearahnya yg subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah – daerah pantai timur dan barat Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya badan ekspor penting timah dan lada.
         Aceh dapat berkuasa atas Selat Malaka  yg merupakan jalan dagang internasional. Selain bangsa Belanda dan Inggris, bangsa asing lainnya seperti Arab, Persia, Turki, India, Siam, Cina, Jepang, juga berdagang dgn Aceh. Barang – barang yg di ekspor Aceh seperti beras, lada ( dari Minagkabau ), rempah – rempah ( dari Maluku ). Bahan impornya seperti kain dari Koromendal 
( india ), porselin dan sutera ( dari Jepang dan Cina ), minyak wangi ( dari Eropa dan Timur Tengah ). Kapal – kapal Aceh aktif dalam perdagangan dan pelayaran sampai Laut Merah.
d.      Kehidupan Sosial
         Meningkatnya kekmakuran telah mneyebabkan berkembangnya sisitem feodalisme & ajaran agama Islam di Aceh. Kaum bangsawan yg memegang kekuasaan dalam pemerintahan sipil disebut golongan Teuku, sedabg kaum ulama yg memegang peranan penting dlm agama disebut golongan Teungku. Namun antara kedua golongan masyarakat itu sering terjadi persaingan yg kemudian melemahkan aceh. Sejak berkuasanya kerajaan Perlak ( abad ke-12 M s/d ke-13 M ) telah terjadi permusuhan antara aliran Syiah dgn Sunnah Wal Jamma’ah. Tetapi pd masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda aliran Syiah memperoleh perlindungan & berkembang sampai di daera – daerah kekuasaan Aceh.
         Aliran ini di ajarkan oleh Hamzah Fasnsuri yg di teruskan oleh muridnya yg bernama Syamsudin Pasai. Sesudah Sultan Iskandar Mud wafat, aliran Sunnah wal Jama’ah mengembangkan islam beraliran Sunnah wal Jama’ah, ia juga menulis buku sejarah Aceh yg berjudul Bustanussalatin ( taman raja – raja dan berisi adat – istiadat Aceh besrta ajarn agama Islam )
e.      Kehidupan Budaya
         Kejayaan yg dialami oleh kerajaan Aceh tsb tidak banyak diketahui dlm bidang kebudayaan. Walupun ada perkembangan dlm bidang kebudaaan, tetapi tdk sepesat perkembangan dalam ativitas perekonomian. Peninggalan kebuadayaan yg terlihat nyata adala Masjid Baiturrahman.
Penyebab Kemunduran Kerajaan Aceh
*    Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1030, tdk ada raja – raja besar yg mampu mengendalikan daerah Aceh yg demikian luas. Di bawah Sultan Iskandar Thani ( 1637 – 1641 ), sebagai pengganti Sultan Iskandar Muda, kemunduran itu mulai terasa & terlebih lagi setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani.
*    Timbulnya pertikaian yg terus menerus di Aceh aantara golongan bangsawan ( teuku ) dgn golongan utama ( teungku ) yg mengakibatkan melemahnya Kerajaan Aceh. Antara golongan ulama sendiri prtikaian terjadi karena prbedaan aliran dlmm agama ( aliran Syi’ah dan Sunnah wal Jama’ah )
*    Daerah kekuasaannya banyak yg melepaskan diri seperti Johor, Pahang, Perlak, Minangkabau, dan Siak. Negara – negara itu menjadikan daerahnya sbg negara merdeka kembali, kadang – kadang di bantu bangsa  asing yg menginginkan keuntungan perdagangan yg lebuh besar.
Kerajaan Aceh yg berkuasa selama kurang lebih 4 abad, akhinya runtuh karena dikuasai oleh Belanda awal abad ke-20.

Sumber: (http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/sejarah-kerajaan-aceh.html)

Sultan Aceh

 1. Sultan Aceh

Dinasti Makota Alam

Di bawah ini merupakan daftar sultan-sultan Aceh dari Dinasti Makota Alam.

Sultan Aceh dari Dinasti Makota Alam
 
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
1 Sultan Ali Mughayat Syah 1496-1528 / 7 Agustus 1530[1] Pendiri kerajaan, putera dari Syamsu Syah
2 Sultan Salahuddin ibn Ali Malik az Zahir 1528 / 1530[1]-1537 / 1539[1] putra dari No. 1. Wafat tanggal 25 November 1548.[1]
3 Sultan Alauddin ibn Ali Malik az Zahir
Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar
1537-1568 / 28 September 1571[1] putra dari No. 1 dan adik dari No. 2.
4 Sultan Ali ibn Alauddin Malik az Zahir
Sultan Husain Ali Riayat Syah
1568 / 1571[1]-1575 / 8 Juni 1579[1] putra dari No. 3.
5 Sultan Muda 1575 / 1579[1] putra dari No. 4. Baru berumur beberapa bulan pada saat dijadikan sultan.
6 Sultan Sri Alam
Sultan Firman Syah ibn Alauddin
1575-1576 / berkuasa hanya pada 1579[1] putra dari No. 3. Juga merupakan Raja Pariaman
7 Sultan Zainal Abidin ibn Abdullah 1576-1577 / berkuasa hanya pada 1579[1] cucu dari No. 3. Putra Sultan Abdullah Raja Aru

Sultan Aceh keturunan Perak

Sultan Aceh yang berasal keturunan Perak
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
8 Sultan Alauddin Mansur Syah ibn Ahmad 1577 / 1579[1]-1589 / dibunuh sekitar 1586[1] Putra Sultan Ahmad, Sultan Perak 1549-1577.
Menantu dari No. 4.

Sultan Aceh keturunan Inderapura

Sultan Aceh yang berasal keturunan Inderapura
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
9 Sultan Ali ibn Munawar Syah
Sultan Buyung
1589 / 1586[1]-1596 / 28 Juni 1589[1] anak seorang raja Indrapura.[1] (Sultan Munawar Syah)

Dinasti Darul-Kamal

Sultan Aceh dari Dinasti Darul-Kamal
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
10 Sultan Alauddin Riayat Syah Sayyid al-Mukammil 1596 / 1589[1]-1604 cucu dari saudara ayahnya No. 1. putra dari Firman Syah, keturunan Inayat Syah, raja Darul-Kamal.[1]
11 Sultan Ali Riayat Syah 1604-1607 putra dari No. 10.[1]

Peleburan dari kedua dinasti tersebut

Sultan Aceh peleburan dari Dinasti Makota Alam dan Dinasti Darul-Kamal
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
12 Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam 1607-27 Desember 1636 cucu (melalui ibu) dari No. 10 dan cicit dari No. 3 melalui ayah.[1]

Sultan Aceh keturunan Pahang

Sultan Aceh yang berasal keturunan Pahang
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
13 Sultan Iskandar Tsani Alauddin Mughayat Syah 1636-15 Februari 1641 putra Sultan Pahang, Ahmad Syah II. Menantu dari No. 12 dan suami dari No. 14.

Sultanah Aceh

Sultanah Aceh
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
14 Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam 1641-1675 Putri dari No. 12 dan istri dari No. 13
15 Sri Ratu Naqiatuddin Nurul Alam 1675-1678
16 Sri Ratu Zaqiatuddin Inayat Syah 1678-1688
17 Sri Ratu Zainatuddin Kamalat Syah 1688-1699 Saudari angkat dari No. 16, istri dari No. 18,
serta ibu dari No. 19 dan No. 20

Sultan-sultan Aceh Dinasti Syarif

Sultan Aceh dari Dinasti Syarif (Maulana)
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
18 Sultan Badrul Alam Syarif Hasyim Jamaluddin 1699-1702 Suami dari No. 17, serta ayah dari No. 19 dan No. 20
19 Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui 1702-1703
20 Sultan Jamalul Alam Badrul Munir 1703-1726
21 Sultan Jauharul Alam Aminuddin 1726
22 Sultan Syamsul Alam 1726-1727

Sultan Aceh keturunan Bugis

Keturunan sultan-sultan terakhir Aceh yang masih memiliki garis keturunan Bugis.[2]
Sultan Aceh keturunan Bugis
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
23 Sultan Alauddin Ahmad Syah 1727-1735
24 Sultan Alauddin Johan Syah 1735-1760 putra dari No. 23
25 Sultan Mahmud Syah 1760-1764 putra dari No. 24, ditumbangkan oleh
26 Sultan Badruddin Johan Syah 1764-1765 dipulihkan dan dikembalikan kepada
25 Sultan Mahmud Syah 1765-1773
27 Sultan Sulaiman Syah 1773 dipulihkan dan dikembalikan lagi kepada
25 Sultan Mahmud Syah 1773-1781
28 Alauddin Muhammad Syah 1781-1795 putra dari No. 25
29 Sultan Alauddin Jauhar al-Alam 1795-1823 putra dari No. 28. Wali dari No. 27 sampai tahun 1802. Digugat oleh
30 Sultan Syarif Saif al-Alam 1815-1820
29 Sultan Alauddin Jauhar al-Alam 1795-1823 Dikembalikan posisinya dengan bantuan Raffles, Inggris.[3]
31 Sultan Muhammad Syah 1823-1838 putra dari No. 29.
32 Sultan Sulaiman Syah 1838-1857 putra dari No. 31. Wali dari No. 33 sampai 1850, digugat oleh No. 33 pada 1870
33 Sultan Mansur Syah 1857-1870 putra dari No. 29.
34 Sultan Mahmud Syah 1870-1874 putra dari No. 32.
35 Sultan Muhammad Daud Syah 1874-1903 cucu dari No. 33. Wali dari Tuanku Hasyim sampai 1884. Ditangkap oleh Belanda dan turun takhta pada 1903.
(1)
 2. 21 Wasiat Sultan Aceh
 Selasa, 12 Juni 2012 16:17 WIB
Sebuah translaterisi manuskrip dari kerajaan Islam Aceh Bandar Darussalam telah ditemukan di perpustakaan Universiti Kebangsaan Malaysia. Manuskrip ini merupakan ‘Wasiat Sultan Aceh’ kepada pemimpin-pemimpin Aceh pada 913 Hijriah pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal hari Ahad bersamaan 23 Juli, 1507.
Isi buku tersebut ialah sebuah kunci untuk rakyat yg di simpan oleh Raja-Raja aceh terdahulu untuk generasi Aceh di masa yang akan datang, isi dalam buku tersebut hanyalah seuntaian wasiat sekaligus nasehat yg dipersembahkan kepada anak cucu generasi Aceh selanjutnya.

Apa yang dilakukan oleh Rakyat Aceh dahulu dalam keseharian mereka sehingga Aceh punya hari yang indah nan gemilang. Satu hal yang perlu dicermati bersama adalah pada saat Kerajaan Aceh Bandar Darussalam berdiri, Sultan Ali Mughayat Syah mengistiharkan “The Aceh Code” atau “Pohon Kerajaan Aceh”. “Aceh Code” ini merupakan 21 kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh rakyat Rakyat Aceh pada saat itu.

Beginilah transliterasi manuskrip dari Kerajaan Islam Aceh Bandar Darussalam yang bertajuk:

KEWAJIBAN RAKYAT KERAJAAN ISLAM ACEH BANDAR DARUSSALAM

Bismillahirrahmanirrahim, Amma Ba’du
1. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh yang lelaki lagi mukaallaf dan bukan gila iaitu hendaklah membawa senjata ke mana-mana pergi berjalan siang-malam iaitu pedang atau sikin panjang atau sekurang-kurangnya rincong tiap-tiap yang bernama senjata.

2. Tiap-tiap rakyat mendirikan rumah atau masjid atau baleeh-baleeh atau meunasah maka pada tiap-tiap tihang di atas puting di bawah bara hendaklah di pakai kain merah dan putih sedikit yakni kain putih.

3. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh iaitu bertani utama lada dan barang sebagainya.

4. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh mengajar dan berlajar pandai emas dan pandai besi dan pandai tembaga beserta ukiran bunga-bungaan.

5. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh yang perempuan iaitu mengajar dan belajar membikin tepun (tenun) bikin kain sutera dan kain benang dan menjaid dan menyulam dan melukis bunga-bunga pada kain pakaian dan barang sebagainya.

6. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh belajar dan mengajar jual-beli dalam negeri dan luar negeri dengan bangsa asing.

7. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh belajar dan mengajar ilmu kebal.

8. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh yang laki-laki mulai taklif syarak umur lima belas tahun belajar dan mengajar main senjata dengan pendekar silek dan barang sebagainya.

9. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh dengan wajib ain belajar dan megajar ilmu agama Islam syariah Nabi Muhammad SAW atas almariq ( berpakaian ) mazhab ahlu-sunnah wal jamaah r. ah ajmain.

10. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh menjauhkan diri daripada belajar dan mengajar ilmu kaum tujuh puluh dua yang di luar ahli sunnah wal jamaah r. ah ajmain.

11. Sekalian hukum syarak yang dalam negeri Aceh diwajibkan memegang atas jalan Mazhab Imam Syafi’i r.a. di dalam sekalian hal ehwal hukum syarak syariat Nabi Muhammad SAW. Maka mazhab yang tiga itu apabila mudarat maka dibolehkan dengan cukup syartan ( syarat ). Maka dalam negeri Aceh yang sahih-sah muktamad memegang kepada Mazhab Syafi’i yang jadid.

12. Sekalian zakat dan fitrah di dalam negeri Aceh tidak boleh pindah dan tidak diambil untuk buat bikin masjid-masjid dan balee-balee dan meunasah-meunasah maka zakat dan fitrah itu hendaklah dibahagi lapan bahagian ada yang mustahak menerimanya masing-masing daerah pada tiap-tiap kampung maka janganlah sekali-kali tuan-tuan zalim merampas zakat dan fitrah hak milik yang mustahak dibahagi lapan.


13. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh membantu kerajaan berupa apa pun apabila fardhu sampai waktu datang meminta bantu.

14. Diwajibkan diatas sekalian rakyat Aceh belajar dan mengajar mengukir kayu-kayu dengan tulisan dan bunga-bungaan dan mencetak batu-batu dengan berapa banyak pasir dan tanah liat dan kapur dan air kulit dan tanah bata yang ditumbok serta batu-batu karang dihancur semuanya dan tanah diayak itulah adanya.

15. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh belajar dan mengajar Indang Mas di mana-mana tempatnya dalam negeri.

16. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh memelihara ternakan seperti kerbau dan sapi dan kambing dan itik dan ayam tiap-tiap yang halal dalam syarak agama Islam yang ada memberi manfaaf pada umat manusia diambil ubat.

17. Diwajibkan ke atas sekalian rakyat Aceh mengerjakan khanduri Maulud akan Nabi SAW, tiga bulan sepuluh hari waktunya supaya dapat menyambung silaturrahmi kampung dengan kampung datang mendatangi kunjung mengunjung ganti-berganti makan khanduri maulut.

18. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh bahawa hendaklah pada tiap-tiap tahun mengadakan Khaduri Laut iaitu di bawah perintah Amirul Bah yakni Panglima Laot.

19. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh mengerjakan Khanduri Blang pada tiap-tiap kampung dan mukim masing-masing di bawah perintah Penglima Meugoe dengan Kejrun Blang pada tiap-tiap tempat mereka itu.

20. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh bahawa tiap-tiap pakaian kain sutera atau benang atau payung dan barang sebagainya yang berupa warna kuning atau warna hijau tidak boleh memakainya kecuali yang boleh memakainya iaitu Kaum Bani Hasyim dan Bani Muthalib yakni sekalian syarif-syarif dan sayed-sayed yang turun menurun silsilahnya daripada Saidina Hasan dan Saidina Husin keduanya anak Saidatina Fatima Zahra Nisa’ Al-Alamin alaihassalam binti Saidina Rasulullah Nabi Muhammad SAW; dan warna kuning dan warna hijau yang tersebut yang dibolehkan memakainya iaitu sekalian kaum keluarga ahli waris Kerajaan Aceh Sultan yang raja-raja dan kepada yang telah diberi izin oleh kerajaan dibolehkan memakainya; kepada siapapun.

21. Diwajibkan di atas sekalian rakyat Aceh bahwa jangan sekali-kali memakai perkataan yang hak kerajaan: titah,  sabda, Karunia, anugerah, murka, daulat, Seri Pada (Paduka), Harap Mulia, Paduka Seri, Singgahsana, tahta, Duli Hadrat, Syah Alam,  Seri Baginda, Permaisuri, Ta.

Maka demikianlah sabda muafakat yang sahih-sah muktamad daripada Kerajaan Aceh Bandar Darussalam adanya.(2)
Sumber: 1. (http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_penguasa_Aceh)
              2. (http://theglobejournal.com/seni-budaya/21-wasiat-sultan-aceh/index.php)

Daftar pemenang Miss World

Daftar pemenang

Edisi/Tahun Negara asal Nama Lahir Lokasi penyelenggaraan Tempat penyelenggaraan
1951  Swedia Kicki Håkansson Kicki MW 1951.jpg c. 1929 London, Britania Raya Lyceum Theatre
1952  Swedia May Louise Flodin Flodin MW 1952.jpg Tidak diketahui London, Britania Raya Lyceum Theatre
1953  Perancis Denise Perrier Denise Perrier.jpg 1935 London, Britania Raya Lyceum Theatre
1954  Egypt Antigone Costanda No free image woman (en).svg Tidak diketahui London, Britania Raya Lyceum Theatre
1955  Venezuela Susana Duijm Susana MW 1955.jpg 11 Agustus 1936 London, Britania Raya Lyceum Theatre
1956  Jerman Barat Petra Schürmann Petra MW 1956.jpg 15 September 1935 London, Britania Raya Lyceum Theatre
1957  Finlandia Marita Lindahl Marita MW 1957.jpg 17 Oktober 1938 London, Britania Raya Lyceum Theatre
1958  Afrika Selatan Penelope Coelen Penelope MW 1958.jpeg 1939 London, Britania Raya Lyceum Theatre
1959  Holland Corine Rottschäfer Corine MW 1959.jpg 8 Mei 1938 London, Britania Raya Lyceum Theatre
1960  Argentina Norma Cappagli Norma MW 1960.jpg 1939 London, Britania Raya Lyceum Theatre
1961  Britania Raya Rosemarie Frankland No free image woman (en).svg 1 Februari 1943 London, Britania Raya Lyceum Theatre
1962  Netherlands Catharina Lodders No free image woman (en).svg Tidak diketahui London, Britania Raya Lyceum Theatre
1963  Jamaika Carole Crawford No free image woman (en).svg Tidak diketahui London, Britania Raya Lyceum Theatre
1964  Britania Raya Ann Sidney Sydney MW 1964.jpg Tidak diketahui London, Britania Raya Lyceum Theatre
1965  Britania Raya Lesley Langley No free image woman (en).svg Tidak diketahui London, Britania Raya Lyceum Theatre
1966  India Reita Faria Reita MW 1967.jpg Tidak diketahui London, Britania Raya Lyceum Theatre
1967  Peru Madeline Hartog-Bel Madeline MW 1967.jpg Tidak diketahui London, Britania Raya Lyceum Theatre
1968  Australia Penelope Plummer No free image woman (en).svg Tidak diketahui London, Britania Raya Lyceum Theatre
1969  Austria Eva Rueber-Staier No free image woman (en).svg 1951 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1970  Grenada Jennifer Hosten No free image woman (en).svg 12 Maret 1948 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1971  Brazil Lúcia Petterle No free image woman (en).svg Tidak diketahui London, Britania Raya Royal Albert Hall
1972  Australia Belinda Green No free image woman (en).svg c. 1952 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1973  Amerika Serikat Marjorie Wallace No free image woman (en).svg 23 Januari 1954 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1974  Britania Raya Helen Morgan (Mengundurkan diri) No free image woman (en).svg 1951 London, Britania Raya Royal Albert Hall
 Afrika Selatan Anneline Kriel Anneline MW 1974b.jpg Tidak diketahui
1975  Puerto Rico Wilnelia Merced No free image woman (en).svg 12 Oktober 1959 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1976  Jamaika Cindy Breakspeare Cindy MW 1976.jpg 24 Oktober 1954 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1977  Swedia Mary Stävin Mary Stavin.jpg 20 Agustus 1957 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1978  Argentina Silvana Suárez Silvana Suárez caption.jpg 29 September 1958 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1979  Bermuda Gina Swainson No free image woman (en).svg 1958 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1980  Jerman Barat Gabriella Brum (Mengundurkan diri) No free image woman (en).svg 1960 London, Britania Raya Royal Albert Hall
 Guam Kimberley Santos Kimberley MW 1980b.jpg Tidak diketahui
1981  Venezuela Pilín León No free image woman (en).svg 19 Mei 1963 London, Britania Raya; Miami, AS Royal Albert Hall
1982  Republik Dominika Mariasela Álvarez Mariasela-Alvarez-1980.jpg 31 Januari 1960 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1983  Britania Raya Sarah-Jane Hutt Sarah-Jane MW 1983.jpg Tidak diketahui London, Britania Raya Royal Albert Hall
1984  Venezuela Astrid Carolina Herrera No free image woman (en).svg 23 Juni 1963 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1985  Islandia Hólmfríður Karlsdóttir No free image woman (en).svg 6 Juni 1963 London, Britania Raya Royal Albert Hall
1986  Trinidad & Tobago Giselle Laronde Giselle MW 1986.jpg 24 Oktober 1963 London, Britania Raya; Makau Royal Albert Hall
1987  Austria Ulla Weigerstorfer No free image woman (en).svg 1967 London, Britania Raya; Malta Royal Albert Hall
1988  Islandia Linda Pétursdóttir No free image woman (en).svg 27 Desember 1969 London, Britania Raya; Málaga, Spanyol Royal Albert Hall
1989  Polandia Aneta Kręglicka No free image woman (en).svg 23 Maret 1965 Hong Kong; Taipei, Taiwan Hong Kong Convention & Exhibition Centre
1990  Amerika Serikat Gina Tolleson Gina MW 1990.jpg Tidak diketahui London, Britania Raya; Norwegia London Palladium
1991  Venezuela Ninibeth Leal Ninibeth MW 1991.jpg 26 November 1970 Atlanta, AS; Afrika Selatan Georgia World Congress Center
1992  Russia Julia Kourotchkina No free image woman (en).svg 10 Agustus 1974 Sun City, Afrika Selatan Sun City Entertainment Centre
1993  Jamaika Lisa Hanna No free image woman (en).svg Tidak diketahui Sun City, Afrika Selatan Sun City Entertainment Centre
1994  India Aishwarya Rai Aishwarya MW 1994.jpg 1 November 1973 Sun City, Afrika Selatan Sun City Entertainment Centre
1995  Venezuela Jacqueline Aguilera No free image woman (en).svg 17 November 1976 Sun City, Afrika Selatan; Dubai, UEA; Komoro Sun City Entertainment Centre
1996  Yunani Irene Skliva No free image woman (en).svg 4 April 1978 Bangalore, India; Seychelles Bangalore Cricket Stadium
1997  India Diana Hayden Diana Hayden FilmiTadka.JPG 1 Mei 1973 Mahé, Seychelles Plantation Club
1998  Israel Linor Abargil Linor MW 1998.jpg 17 Februari 1980 Mahé, Seychelles; Paris, Perancis Lake Berjaya Mahé Resort
1999  India Yukta Mookhey Yukta MW 1999.jpg 7 Oktober 1979 London, Britania Raya; Malta Olympia Hall
2000  India Priyanka Chopra Crowning MW 2000.jpg 18 Juli 1982 London, Britania Raya; Maladewa Millennium Dome
2001  Nigeria Agbani Darego Agbani MW 2001.jpg 1983 Sun City, Afrika Selatan; Victoria Falls, Zimbabwe Sun City Entertainment Centre
2002  Turki Azra Akın Azra0001.jpg 8 Desember 1981 London, Britania Raya; Abuja, Nigeria Alexandra Palace
2003  Republik Irlandia Rosanna Davison Rosanna MW 2003.jpg 17 April 1984 Sanya, Cina Crown of Beauty Theatre
2004  Peru María Julia Mantilla María Julia MW 2004.jpg 10 Juli 1984 Sanya, Cina Crown of Beauty Theatre
2005  Islandia Unnur Birna Vilhjálmsdóttir Unnur Birna.JPG 25 Mei 1984 Sanya, Cina Crown of Beauty Theatre
2006  Republik Ceko Taťána Kuchařová Miss World 06 Tatiana Kucharova.jpg 23 Desember 1987 Warsawa, Polandia Sala Kongresowa, Warsaw Palace of Culture and Science
2007  Republik Rakyat Cina Zhang Zilin Miss World 07 ZiLin Zhang.jpg 22 Maret 1984 Sanya, Cina Crown of Beauty Theatre
2008  Rusia Ksenia Sukhinova Miss Russia 08 Ksenia Sukhinova.jpg 26 Agustus 1987 Johannesburg, Afrika Selatan Sandton Convention Centre
2009  Gibraltar Kaiane Aldorino Miss World at the Expo in Shanghai.jpg 8 Juli 1986 Johannesburg, Afrika Selatan; London, Britania Raya; Abu Dhabi, UAE Gallagher Convention Centre
2010  Amerika Serikat Alexandria Mills Crowning MW 2010.jpg 1992 Sanya, Cina; Beijing, Cina; Ordos, Cina; Shanghai, Cina Crown of Beauty Theatre
2011  Venezuela Ivian Sarcos Sarcos MW 2011.jpg 26 Juli 1989 London; Edinburgh dan Glasgow; Skotlandia, Britania Raya Earls Court Exhibition Centre, London, Britania Raya
2012  Republik Rakyat Cina Wen Xia Yu Yu Wenxia MW 2012.jpg 6 Agustus 1989 Ordos, Shanghai, Changshu, Republik Rakyat Cina Dongsheng Fitness Stadium, Ordos, Mongolia Dalam, Republik Rakyat Cina

Lihat pula

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pemenang_Miss_World