POLEM: Saya ada sebuah hiem. Saboh pot-pot dua peh-peh // Peut boh pha dua cungkeh. Apa jawabannya? Hahaha.
APA KAOY: Itu hiem nyang sering Polem dengar dari saya. Jawabannya leumo.
POLEM: Hahaha, beutoi. Leumo atawa seujenisnya.
APA KAOY: Karena itu saya jadi teringat tentang Undang-Undang Pomeurintah Aceh (UUPA).
POLEM: Apa hubungannya leumo deungon UUPA?
APA KAOY: Mana bisa jalan seuperti nyang kita harapkan kalau UUPA itu masih lagee leumo meutaloe idong.
POLEM: Bagaimana pula itu maksudnya?
APA KAOY: Leumo meutaloe idong biasanya adalah lembu nyang tidak
dilepas. Bisa saja lembu itu jimeurot keudroe sesekali. Namun, pemegang
ujung tali atawa kendali teutap bak tukang peurabe. Kalau sesuatu nyang
tidak dikehendaki oleh tukang peurabe, maka lembu itu pun takkan bisa
memakannya. Maka, meunyoe mantong meutaloe idong, that jikarat putoh
idong. Begitulah kira-kira deungon UUPA seulama ini, hai Polem.
POLEM: Ka meuho. Beurarti ujong taloe leumo nyan adalah bak jaroe
tukang peurabe di Jawakarta sana. Kalau begitu bagaimana pula UUPA itu
bisa berjalan seperti keinginan kebanyakan orang Aceh?
APA KAOY: Keu pue neutanyong bak lon? Polem masih ingat kampanye
pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah-Muzakir
Manaf di Stadion Lhong Raya? Waktu itu Muzakir Manaf menyatakan bahwa
jika nanti terpilih, semua aturan turunan yang telah diamanahkan dalam
MoU Helsinki dan UUPA harus jadi. Nah, meunurut beurita surat haba,
setelah sekian tahun terkatung-katung, agar UUPA itu bisa berjalan
sesuai amanah MoU Helsinki, Pomeurintah Aceh nyang terpilih itu
seukarang sedang berupaya mewujudkannya.
POLEM: Namun, menurut beurita surat haba lagi, sedang ada pihak nyang
memfitnah bahwa Doto Zaini ingin membawa Aceh Merdeka dari RI.
APA KAOY: Biasalah itu dalam dunia peulitek. Kata seorang tokoh (saya
lupa namanya), “Kalau politik memecah-belah, maka seni akan
menyatukannya kembali”. Maka, perkuatkan kebudayaan bangsa agar tak
terpecah-belah.
POLEM: Kalau begitu, kita doakan semoga berhasil agar UUPA itu tidak lagi seuperti leumo agam teukurong lam weu.
Sumber: http://atjehpost.com/read/2012/10/24/25212/82/3/Peulitek-UUPA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar