class='date-header'>Minggu, 29 Desember 2013

12 Kaum Yang Dibinasakan Allah


Dalam Alquran, banyak sekali diceritakan kisah-kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai penyimpangan yang telah dilarang. Berikut adalah kaum-kaum yang dibinasakan.
1. Kaum Nabi Nuh
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS Al-Ankabut : 14). 2. Kaum Nabi Hud

Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).
3. Kaum Nabi Saleh
Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (QS ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).
4. Kaum Nabi Luth
Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS Alsyu’araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan: 38, Qaf: 12).
5. Kaum Nabi Syuaib
Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).
Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah) (QS AlHijr: 78, Alsyu’araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).
6. Firaun
Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).
7. Ashab Al-Sabt
Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS Al-A’raaf: 163).
8. Ashab Al-Rass
Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib.
Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (Qs Alfurqan: 38 dan Qaf ayat 12).
9. Ashab Al-Ukhdudd
Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (QS Alburuuj: 4-9).
10. Ashab Al-Qaryah
Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin: 13).
11. Kaum Tubba’
Tubaa’ adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air (QS Addukhan: 37).
12. Kaum Saba
Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma’rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19). Sum : ...

10 Waktu Istimewa Agar Doa Dikabulkan


Allah memberikan masing-masing waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berdeda-beda, diantaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdoa, akan tetapi kebanyakan orang menyia-nyiakan kesempatan baik tersebut. Mereka mengira bahwa seluruh waktu memiliki nilai yang sama dan tidak berbeda. Bagi setiap muslim seharusnya memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapatkan kesuksesan, keberuntungan, kemenangan dan keselamatan. Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain :

1. Sepertiga Akhir Malam
Sepertiga Akhir Malam
Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda. Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya”. =HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Abi ‘Ashim=
2. Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa

Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra. bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda. Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pafa saat berbuka ada doa yang tidak ditolak. =HR. Ibnu Majah dan Hakim=
3. Setiap Selepas Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah ra, sesungguhnya Rasulullah saw ditanya tentang doa yang paling didengar oleh Allah swt, beliau menjawab. Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu. =HR. Tirmidzi=
4. Pada Saat Adzan dan Perang Berkecamuk
Pada Saat Adzan dan Perang Berkecamuk
Dari Sahl bin Sa’ad ra, bahwa Rasulullah saw bersabda. Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak; doa pada saat adzan dan doa tatkala perang berkecamuk”. =HR. Abu Daud, Al-Baihaqi dan Hakim=
Dari Abdullah bin Amar bin Ash ra, bahwa ia mendengar Nabi saw bersabda: “Jika kalian mendengar orang yang adzan maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan dan bershalawatlah untukku karena barangsiapa yang bershalawat untukku sekali maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali, kemudian mintalah wasilah (kedudukan mulia di surga) untukku, karena ia adalah suatu kedudukan di surga yang tidak pantas diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan aku berharap semoga akulah hamba itu, maka barangsiapa yang memohon untukku wasilah itu, maka ia berhak mendapatkan syafa’at.” =HR. Muslim=
Dari Jabir Bin Abdillah ra. bahwa Rasul saw bersabda:
“Barang siapa yang mengatakan setelah mendengar seruan adzan -“Ya Allah! Tuhan pemilik adzan yang sempurna ini dan shalat yang ditegakkan, berilah Muhammad wasilah dan fadhilah dan bangkitkanlah ia pada tempat terpuji yang telah Engkau janjikan untuknya- halallah ia mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat”. =HR. Bukhari=
5. Sesaat Pada Hari Jum’at
Sesaat Pada Hari Jum’at
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Abul Qasim saw bersabda. Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut”. =HR. Muttafaqun Alaihi=
Waktu yang sesaat itu tidak bisa diketahui secara persis dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeda-beda, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/203. Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada pada saat imam atau khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jum’at atau hingga selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.
6. Bangun Malam, Sebelum Tidur Dalam Keadaan Suci dan Berdzikir Kepada Allah
Bangun Malam, Sebelum Tidur Dalam Keadaan Suci dan Berdzikir Kepada Allah
Dari Muad bin Jabal ra, bahwa Rasulullah saw bersabda. Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya”. =HR. Ibnu Majah=
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari. (An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190) Yang dimaksud dengan “ta’ara minal lail” terbangun dari tidur pada malam hari.
7. Doa Diantara Adzan dan Iqamah
Doa Diantara Adzan dan Iqamah
Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw bersabda. Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah”. =HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi=
8. Doa Pada Waktu Sujud Dalam Shalat
Doa Pada Waktu Sujud Dalam Shalat
Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda. Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan”. =HR. Muslim=
Dalam riwayat lain.
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Yang paling dekat seorang hamba pada Rabbnya ketika ia sedang sujud, maka perbanyaklah kalianlah berdoa. =HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i dan Ahmad=
Yang dimaksud adalah sangat tepat dan layak untuk dikabulkan doa kamu.
9. Doa Pada Malam Lailatul Qadar
Doa Pada Malam Lailatul Qadar
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. =Qs. Al-Qadr 97: 3-5.
Imam Asy-Syaukani berkata bahwa kemuliaan Lailatul Qadar mengharuskan doa setiap orang pasti dikabulkan. (Tuhfatud Dzakirin hal. 56)
10. Doa Pada Hari Arafah
Doa Pada Hari Arafah
Dari ‘Amr bin Syu’aib ra, dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya Nabi saw bersabda. Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah”. HR. At-Tirmidzi. 
Sum : .....

class='date-header'>Kamis, 26 Desember 2013

9 Tahun Tsunami Aceh

BANDA ACEH - Ratusan warga berdoa bersama di kuburan massal korban tsunami di Gampong Pie, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Kamis (26/12/2013).
Warga yang berdoa tidak hanya berasal dari Kota Banda Aceh, tetapi juga dari daerah lain di Provinsi Aceh. Bahkan ada yang sengaja datang dari luar Aceh, untuk berdoa memperingati sembilan tahun tsunami Aceh.
Suherman, warga Medan, Sumatera Utara, mengatakan dia sengaja datang ke Aceh hanya untuk mendoakan keluarganya yang menjadi korban meninggal dunia akibat tsunami pada 2004 tersebut.

"Hampir setiap tahun saya berdoa ke kuburan massal korban tsunami. Walau pun saya tidak tahu di mana keluarga saya dikuburkan, tetapi saya yakin di tempat ini mereka dimakamkan," kata Suherman.

Hal senada juga diungkapkan Zamzami, warga Banda Aceh. Dia kehilangan anak-anaknya dalam bencana itu dan berkeyakinan mereka salah satu yang dikuburkan di Gampong Pie.

"Walau ada beberapa kuburan massal korban tsunami, tetapi saya yakin mereka dimakamkan di tempat ini," ungkap Zamzami, pensiun pegawai negeri sipil ini. Dia selamat dari tsunami karena karena sedang menjalankan ibadah haji.

Doa bersama juga terlihat di kuburan massal korban tsunami di kawasan Lambaro Sukon, Kabupaten Aceh Besar. Ratusan warga terlihat mengumandangkan doa dan ayat suci Alquran.
Selain di kuburan massal, doa bersama juga digelar di masjid maupun musala di gampong-gampong pesisir, terutama yang terkena tsunami pada 26 Desember 2004.

Tsunami dari Samudera Hindia pada 26 Desember 2013 menewaskan lebih dari 230.000 orang dari 14 negara, dengan mayoritas korban adalah warga Aceh.

Gelombang berketinggian lebih dari 10 meter dipicu gempa berkekuatan 8,9 skala Richter dengan pusat gempa 32 kilometer dari pantai Meulaboh Aceh. Tsunami meluluhlantakkan seluruh pesisir barat Aceh, bahkan air menjangkau Banda Aceh. Sum : http://nasional.kompas.com/read/2013/12/26/1113255/9.Tahun.Tsunami.Aceh.Ratusan.Warga.Berdoa.di.Pekuburan.Massal.Korban

class='date-header'>Kamis, 19 Desember 2013

Bangsa Moro dan Pattani Belajar Damai ke Aceh

BANDA ACEH - Bangsa Moro dari Filiphina Selatan dan Bangsa Pattani, dari Thailand Selatan yang mayoritas beragama muslim, Rabu (18/12) kembali datang ke Aceh untuk mempelajari kesuksesan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berdamai dengan Pemerintah Indonesia dan masih bertahan sampai sekarang.
Kedatangan tamu dari dua negara tersebut diterima Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar, Ketua DPRA, Hasbi Abdullah, Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda, dan sejumlah Kepala SKPA.
“Misi kunjungan kami hari ini adalah untuk mendalami isi perjanjian damai GAM dengan Pemerintah RI dan UUPA yang menjadi pedoman bagi pelaksanaan Pemerintah Aceh, pascadamai,” kata Kepala Rombongan Bangsa Moro, Pedro Eisma dalam pertemuan dengan Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah dan Wali Nanggroe, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar di Pendopo Gubernur Aceh, Rabu (18/12).
Ungkapan hampir sama juga disampikan Ketua Rombongan Bangsa Pattani, Ekkachai. “Kunjungan kami bersamaan dengan BangsaMoro ke Aceh untuk berjumpa Gubernur dan Wali Nanggroe Aceh untuk belajar bagaimana menuntut perdamaian yang memberikan kemajuan bagi bangsa di kemudian hari,” katanya.
Menurut Pendro Eisma dan Ekkachai, mereka tertarik datang ke Aceh didasari keingin untuk melihat proses perdamaian GAM di Aceh dengan Pemerintah Indonesia yang berjalan cukup baik.
Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah mengatakan, dasar perdamian itu adalah kejujuran, keikhlasan dan ketulusan, serta antara satu samalainnya harus saling percaya. Jika keempat unsur itu belum ada pada kedua belah pihak, takkan ada perdamian. Tapi, menurutnya, yang ada kecurigaan dan hal itu tidak akan melahirkan perdamaian yang damai.
Kemudian, lanjut Zaini, perjanjian damai itu ditindaklanjuti dengan sebuah UU yang memberikan kekhususan pemerintahan bagi Aceh, yaitu yang kini kita kenal dengan UUPA. Dikatakan, pembauran antara GAM dengan penduduk Aceh juga berjalan cepat. Sehingga perdamaian Aceh nyaris tak terkkendala.
“Jadi, kalau mau berdamai munculkan keempat hal tersebut. Insya Allah perdamaian bisa berjalan dengan baik dan betul-betul aman dan damai,” timpal Malik Mahmud. Malik juga mengatakan, sebagai Wali Nanggroe Aceh Ke-9, dirinya pemberi pertimbangan, nasihat, usul dan saran kepada Pemerintah Aceh untuk pemecahan satu masalah yang dibutuhkan.
“Jadi, tugas yang kami jalankan adalah membantu kelancaran jalannya roda Pemerintahan Aceh untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Dengan anggota muspida lainnya, kami juga bermitra,” pungkas Malik Mahmud. Sum : http://aceh.tribunnews.com/2013/12/19/bangsamoro-dan-pattani-belajar-damai-ke-aceh

Ada Pejabat Pusat tak Paham UUPA

JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh, HT Bachrum Manyak menyatakan, UUPA dan MoU Helsinki berpotensi melahirkan perpecahan di masyarakat bila tak ada satu pemahaman terhadap keseluruhan isi undang-undang dan MoU itu. Karenanya, Gubernur Aceh harus mensosialisasikan UUPA dan MoU Helsinki ke seluruh rakyat Aceh dan pejabat pusat di Jakarta.
Sebab, menurut Bachrum, ada pejabat pusat yang masih kurang paham apa itu UUPA. “Di jajaran pejabat Pusat, UUPA itu dikira UU Pokok Agraria,” tukas Bachrum kepada Serambi, Jumat (13/12).
Bachrum kemudian menyurati gubernur menyarankan tentang mendesaknya sosialisasi UUPA dan MoU Helsinki. Surat tersebut tertanggal 11 Desember 2013, ditujukan kepada Gubernur Zaini Abdullah. “Akibat dari ketidaksamaan pemahaman, berpeluang lahirnya konflik internal dan eksternal, yang akhirnya akan mengganggu perdamaian yang sekarang sedang dinikmati rakyat Aceh,” ungkapnya.
Dikatakan, terlambatnya proses rancangan peraturan pemerintah (RPP) turunan UUPA, salah satunya karena lemahnya pemahaman di kalanagan pejabat pusat. “Sedikit sekali yang mengetahui UUPA adalah Undang-Undang Pemerintah Aceh yang diperlakukan khusus untuk Aceh dengan Otonomi Khusus dan Keistimewaan Aceh,” tukasnya.
Ia mencontohkan, koreksi Pemerintah Pusat terhadap qanun-qanun yang telah disahkan DPRA, juga karena tak adanya satu pemahaman terhadap UUPA. Bachrum menyatakan, Pemerintah Aceh mempunyai tanggung jawab penuh terhadap sosialisasi UUPA dan butir-butir MoU Hesinki kepada masyarakat dan stakeholders. “Saya kira sosialisasi ini harus jadi prioritas,” tukasnya. Sum : http://aceh.tribunnews.com/2013/12/19/ada-pejabat-pusat-tak-paham-uupa

class='date-header'>Selasa, 10 Desember 2013

DPRA Paripurnakan 6 Raqan

BANDA ACEH - Enam rancangan qanun (Raqan) yang telah dibahas Panitia Khusus (Pansus), Komisi, maupun Badan Legislasi DPRA, Senin (9/12) kemarin diajukan ke sidang paripurna untuk disahkan pada 13 Desember 2013. Sidang paripurna itu dimulai Senin kemarin di Gedung DPRA.
Khusus untuk revisi Qanun Nomor 8 Tahun 2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe, sebelum revisi qanunnya dimasukkan ke dalam enam raqan yang hendak diparipurnakan, Ketua DPRA Drs Hasbi Abdullah yang memimpin sidang paripurna menanyakan kepada anggota DPRA yang hadir apakah revisi Qanun Wali Nanggroe yang diajukan Pemerintah Aceh kepada DPRA dapat disetujui? Anggota DPRA yang hadir dalam rapat paripurna kemarin, secara serentak menyatakan, “Setuju”.
Setelah anggota dewan menyatakan setuju sebagian isi Qanun WN diubah, barulah Ketua DPRA Hasbi Abdullah melanjutkan pidatonya mengenai asal usul keenam raqan yang hendak diparipurnakan pada pekan ini.
Sebelumnya, Ketua DPRA, Hasbi Abdullah yang didampingi dua wakilnya, Muhammad Tanwir Mahdi dan Sulaiman Abda, mempersilakan Sekda Aceh Dermawan,selaku pihak yang mewakili Gubernur dalam pembukaan sidang paripurna enam raqan itu untuk menyampaikan pidato gubernur. Pimpinan sidang terlebih dulu mempersilakan Sekretaris DPRA, A Hamid Zein membacakan surat-surat yang masuk ke Sekretariat Dewan.
Sidang pembukaan paripurna enam rancangan qanun itu, sempat diskors pimpinan sidang sepuluh menit, karena jumlah anggota DPRA yang hadir saat itu, masih sedikit. Sidang paripurna dibuka kembali, setelah jumlah anggota Dewan yang hadir di atas 40 orang dari 69 orang seluruh anggota DPRA.
Ketua DPRA Hasbi Abdullah yang dimintai tanggapannya mengatakan, anggota DPRA banyak yang terlambat datang ke Gedung DPRA, karena banyak yang terlibat dalam Pansus yang sedang membahas Raqan.
Contohnya, Pansus XIX yang ditugasi Pimpinan Dewan membahas metari perubahan Qanun Wali Nanggroe, kelelahan karena dalam waktu tiga hari tiga malam mereka melakukan pembahasan revisi Qanun WN yang diusul Pemerintah Aceh 1 November lalu.
Kecuali itu, ada beberapa anggota DPRA yang terlibat dalam pembahasan sejumlah raqan yang ditugasi Pimpinan DPRA untuk membahas raqan prioritas. Mereka bekerja, membahas raqan yang akan difinalisasai hingga larut malam, sehingga tidak bisa hadir tepat waktu ke gedung rapat paripurna ini.
Kondisi itu, kata Wakil Ketua DPRA, Muhammad Tanwir Mahdi dan Sulaiman Abda, bisa dipahami. Salah satunya alasan, kenapa anggota dewan tak bisa hadir tepat waktu ke Gedung DPRA, karena mereka sudah kecapen dan lelah membahas raqan prioritas 2013.
Raqan priopritas yang diparipurna hari ini, sebut Muhammad Tanwir Mahdi, ada enam, yaitu Raqan Kesejahteraan, Raqan Perubahan Qanun Nomor 8 Tahun 2012 tentang Lembaga Wali Nanggroe, Raqan Kepariwisataan, Raqan Hukum Acara Jinayah, Raqan Rencana Pembangunan Jangka Menengah, dan Raqan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Sekretariat (Keurukon Kitabul) Lembaga Wali Nanggroe.
Setelah enam raqan ini, kata Sulaiman Abda, masih ada beberapa raqan lagi yang akan diparipurna pada minggu ketiga bulan ini.
“Di antaranya Raqan Retribusi, Raqan RTRW Aceh, Raqan Pertambangan dan lainnya yang dilaporkan pembahasnya, pada minggu ini,  finalisasai isi raqannya bisa selesai dan siap dibawa ke sidang paripurna dewan untuk disahkan. Contohnya Raqan Retribusi dan lainnya,” ujar Sulaiman Abda. By.yus Sum : http://aceh.tribunnews.com/2013/12/10/dpra-paripurnakan-6-raqan

class='date-header'>Sabtu, 07 Desember 2013

Pengukuhan Wali Nanggroe Dijadwalkan 16 Desember


Banda Aceh - Badan Musyawarah (Bamus) DPRA, dalam rapatnya, Jumat (6/12) menyekapati jadwal pengukuhan Wali Nanggroe pada 16 Desember 2013 atau setelah paripurna pengesahan lima rancangan qanun (raqan) menjadi qanun, termasuk Raqan Hukum Acara Jinayah.
Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda kepada Serambi seusai rapat Bamus di gedung DPRA, kemarin mengatakan, kelima raqan yang disepakati untuk diparipurna Senin depan yaitu Raqan Hukum Acara Jinayah, Raqan RPJM, Raqan Kesra, Raqan Pariwisata, dan Raqan SOTK Sekretariat (Kitabul) Lembaga Wali Nanggroe.
Setelah pengesahan kelima raqan itu, kata Sulaiman Abda, akan dilanjutkan dengan paripurna pengukuhan Wali Nanggroe yang dijadwalkan pada 16 Desember 2013. Jadwal pengukuhan Wali Nanggroe itu ditetapkan pertama karena pada 13 Desember 2013 Raqan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat (SOTK) Lembaga Wali Nanggroe telah disahkan bersama empat raqan lainnya.
Setelah pengukuhan Wali Nanggroe, bisa diikuti dengan pelantikan pejabat yang akan mengisi jabatan Sekretaris Wali Nanggroebersama lima kepala bidang dan 15 kepala seksinya.
Sedangkan mengenai revisi qanun WN, kata Sulaiman Abda, sampai kini terus dilakukan Pansus XIX DPRA. Jika pada minggu kedua nanti pembahasan revisi qanunnya telah selesai, maka hasil revisi qanun WN itu bisa dimasukkan ke dalam kelompok pengesahan raqan prioritas 2013 lainnya yang telah dijadwalkan sidang paripurna pada minggu ketiga bulan ini.
Untuk paripurna kedua bulan ini, menurut Sulaiman Abda telah dijadwalkan pada 18-20 Desember dan akan dilanjutkan paripurna RAPBA 2014 pada 26-31 Desember 2013. “Jika tidak ada halangan, RAPBA 2014 itu akan disahkan akhir tahun ini. Tujuannya, supaya masa kerja pelaksanaan proyek APBA 2014 nanti cukup waktu, tidak seperti tahun ini,” demikian Sulaiman Abda. By.Yus. Sum: http://aceh.tribunnews.com/2013/12/07/pengukuhan-wali-nanggroe-dijadwalkan-16-desember