BANDA ACEH - Bangsa Moro dari Filiphina Selatan dan Bangsa Pattani,
dari Thailand Selatan yang mayoritas beragama muslim, Rabu (18/12)
kembali datang ke Aceh untuk mempelajari kesuksesan Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) berdamai dengan Pemerintah Indonesia dan masih bertahan sampai
sekarang.
Kedatangan tamu dari dua negara tersebut diterima
Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar,
Ketua DPRA, Hasbi Abdullah, Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda, dan
sejumlah Kepala SKPA.
“Misi kunjungan kami hari ini adalah untuk
mendalami isi perjanjian damai GAM dengan Pemerintah RI dan UUPA yang
menjadi pedoman bagi pelaksanaan Pemerintah Aceh, pascadamai,” kata
Kepala Rombongan Bangsa Moro, Pedro Eisma dalam pertemuan dengan Gubernur
Aceh, dr Zaini Abdullah dan Wali Nanggroe, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar
di Pendopo Gubernur Aceh, Rabu (18/12).
Ungkapan hampir sama juga
disampikan Ketua Rombongan Bangsa Pattani, Ekkachai. “Kunjungan kami
bersamaan dengan BangsaMoro ke Aceh untuk berjumpa Gubernur dan Wali
Nanggroe Aceh untuk belajar bagaimana menuntut perdamaian yang
memberikan kemajuan bagi bangsa di kemudian hari,” katanya.
Menurut
Pendro Eisma dan Ekkachai, mereka tertarik datang ke Aceh didasari
keingin untuk melihat proses perdamaian GAM di Aceh dengan Pemerintah
Indonesia yang berjalan cukup baik.
Gubernur Aceh, dr Zaini
Abdullah mengatakan, dasar perdamian itu adalah kejujuran, keikhlasan
dan ketulusan, serta antara satu samalainnya harus saling percaya. Jika
keempat unsur itu belum ada pada kedua belah pihak, takkan ada
perdamian. Tapi, menurutnya, yang ada kecurigaan dan hal itu tidak akan
melahirkan perdamaian yang damai.
Kemudian, lanjut Zaini,
perjanjian damai itu ditindaklanjuti dengan sebuah UU yang memberikan
kekhususan pemerintahan bagi Aceh, yaitu yang kini kita kenal dengan
UUPA. Dikatakan, pembauran antara GAM dengan penduduk Aceh juga berjalan
cepat. Sehingga perdamaian Aceh nyaris tak terkkendala.
“Jadi,
kalau mau berdamai munculkan keempat hal tersebut. Insya Allah
perdamaian bisa berjalan dengan baik dan betul-betul aman dan damai,”
timpal Malik Mahmud. Malik juga mengatakan, sebagai Wali Nanggroe Aceh
Ke-9, dirinya pemberi pertimbangan, nasihat, usul dan saran kepada
Pemerintah Aceh untuk pemecahan satu masalah yang dibutuhkan.
“Jadi,
tugas yang kami jalankan adalah membantu kelancaran jalannya roda
Pemerintahan Aceh untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Dengan
anggota muspida lainnya, kami juga bermitra,” pungkas Malik Mahmud. Sum : http://aceh.tribunnews.com/2013/12/19/bangsamoro-dan-pattani-belajar-damai-ke-aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar